Jumat, 12 September 2025

Berdamai dengan Diabetes di Usia Muda Berkat Dukungan PROLANIS BPJS Kesehatan

Inilah kisah sejumlah peserta JKN yang bisa berdamai dengan penyakit diabetes melitus di usia muda berkat dukungan dari PROLANIS BPJS Kesehatan.

|
Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama
Tribunnews.com/Sri Juliati
PESERTA JKN - Triana Rahmawati menunjukkan aplikasi Mobile JKN miliknya, Jumat (18/7/2025). Simak kisah sejumlah peserta JKN, termasuk Triana yang bisa berdamai dengan penyakit diabetes melitus di usia muda berkat dukungan dari PROLANIS BPJS Kesehatan. 

Keluarga besar Triana memiliki riwayat penyakit diabetes mulai dari nenek, ibu, hingga beberapa kerabat. Wanita yang kini berusia 33 tahun ini tentu lebih berisiko mengalami hal serupa.

Kecurigaan ini semakin besar setelah ia memperhatikan satu kebiasaan kecil: sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Hingga pada 3 Januari 2023, ia melakukan cek kesehatan secara menyeluruh. Niatan awalnya, hanya ingin mengetahui seberapa sehat dirinya pada 2023.

Namun, Triana harus menerima kenyataan: gula darahnya mencapai 300 mg/dL. Padahal kadar gula darah normal pada orang dewasa yang sehat, umumnya berkisar antara 70-100 mg/dL saat puasa dan kurang dari 140 mg/dL setelah makan (dua jam setelah makan).

Ibu dua anak itu sempat tak percaya dan berusaha mencari alasan. "Apa aku diabetes ya? Masa iya, umur 30 tahun udah diabetes," pikirnya kala itu.

Ketika tes untuk kedua kalinya, gula darahnya masih di angka 241 mg/dL. Segera, ia menyiapkan diri untuk mengikuti tes HbA1c atau Hemoglobin A1c yang ternyata nilainya 8,4 persen.

"Setelah terima hasil itu, fix banget aku diabetes, bahkan di level ini, dokter boleh suntik insulin," bebernya.

Berkaca dari pengalamannya tersebut, skrining kesehatan sebelum usia 30 tahun sangat dianjurkan terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tertentu, seperti riwayat keluarga diabetes

Untuk melakukan skrining kesehatan, lanjut Triana, dapat dilakukan melalui aplikasi Mobile JKN milik BPJS Kesehatan. Hasil skrining dapat menunjukkan risiko rendah, sedang, atau tinggi terhadap suatu penyakit kronis termasuk diabetes.

Menurut Triana, diabetes adalah penyakit tanpa gejala di tahap awal. Inilah yang membuat diabetes menjadi penyakit yang licik dan berbahaya alias silent killer.

"Aku nggak kebayang kalau ini ketahuan pas udah terkapar di kasur karena gejala berat, dilarikan ke UGD, dan nggak boleh banyak gerak karena fisiknya nggak kuat," kata dia.

Setelah menerima kenyataan bahwa akan selamanya hidup dengan diabetes, Triana melakukan perubahan pada gaya hidupnya. Ia lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi seperti gula, garam, dan minyak. Triana juga semakin rutin berolahraga dan memperbaiki pola tidur.

Hasilnya mulai dapat terlihat. Pada tes HbA1c kedua, nilainya turun menjadi 5,9 persen dan semakin turun pada tes HbA1c selanjutnya, menjadi 5,7 persen.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang diabetes dan tata laksana pengobatan, Triana juga bergabung dalam PROLANIS, program pengelolaan penyakit kronis dari BPJS Kesehatan untuk peserta JKN dengan penyakit kronis di faskes pertamanya.

Sejumlah kegiatan rutin digelar bagi peserta PROLANIS seperti senam, penyuluhan kesehatan, konsultasi kesehatan, hingga Medical Check-Up (MCU).

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan