Berdamai dengan Diabetes di Usia Muda Berkat Dukungan PROLANIS BPJS Kesehatan
Inilah kisah sejumlah peserta JKN yang bisa berdamai dengan penyakit diabetes melitus di usia muda berkat dukungan dari PROLANIS BPJS Kesehatan.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Bobby Wiratama
Para peserta seperti Tria juga memanfaatkan grup WhatsApp untuk saling bertukar kisah atau pengalaman selama berdamai dengan penyakit tersebut.
"Seperti sekarang ini, saat ada yang baru menerima diagnosa mengidap diabetes, kami bisa saling menguatkan di grup tersebut meski awalnya tidak saling kenal. Atau jika mereka kesulitan mengakses informasi seputar pengobatan, anggota lain bisa ikut memberitahu," kata dia.
Dorong Skrining Mandiri
Sampai sekarang, diabetes melitus masih menjadi permasalahan kesehatan penting di dunia termasuk di Indonesia. Kasusnya terus terjadi bahkan mengalami peningkatan seiring perubahan gaya hidup, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor genetik.
Berdasarkan data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF), angka pengidap diabetes di Indonesia saat ini telah mencapai 20,4 juta jiwa per tahun 2024. Jumlah tersebut juga diprediksi akan naik mencapai 28,6 juta penduduk pada 2050.
Oleh karena itu, BPJS Kesehatan terus mendorong edukasi kesehatan masyarakat dan deteksi dini diabetes melalui program skrining terpadu.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Surakarta, Debbie Nianta Musigiasari mengatakan, peserta JKN yang berusia di atas 15 tahun wajib melakukan pengisian Skrining Riwayat Kesehatan.
Skrining Riwayat Kesehatan dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta melalui Aplikasi Mobile JKN, Chat WA Pandawa, maupun Web Skrining atau pada saat peserta berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
"Pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan melalui pengisian beberapa pertanyaan bermanfaat untuk mendeteksi serta mencegah sedini mungkin 14 penyakit kronis, satu di antaranya diabetes melitus," ujar Debbie, Jumat (25/7/2025).
Selain itu, BPJS Kesehatan juga menggelar PROLANIS yang dapat diikuti peserta JKN aktif dan didiagnosa diabetes melitus serta hipertensi.
PROLANIS sebagai komitmen BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup peserta JKN yang mengidap hipertensi dan diabetes melitus.
Melalui pendekatan proaktif, PROLANIS berupaya memastikan pasien dapat berobat secara efektif dan efisien, serta mencegah komplikasi penyakit.
PROLANIS dilaksanakan faskes primer yang bekerjasama untuk meningkatkan kualitas peserta JKN penderita diabetes melitus dan hipertensi.
Saat ini, lanjut Debbie, faskes yang mengelola PROLANIS sebanyak 181 FKTP yang tersebar di lima kecamatan di Kota Surakarta.
"Manfaat dari mengikuti PROLANIS adalah pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang yang diperlukan, pemberian obat dan kegiatan kelompok PROLANIS meliputi kegiatan edukasi dan senam," ujar dia.
Melalui program PROLANIS, FKTP dan BPJS Kesehatan berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, mengurangi jumlah pasien dengan penyakit kronis, dan memastikan setiap peserta JKN mendapatkan pelayanan terbaik. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.