Jangan Anggap Sepele Benjolan di Organ Kewanitaan, Dokter Beberkan Penyebabnya
Perempuan dengan gejala ini disarankan segera memeriksakan diri ke dokter, apalagi jika ingin tetap aktif beribadah atau beraktivitas tanpa rasa nyeri
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagian perempuan menganggap benjolan di area kewanitaan hanya tanda penuaan atau kelelahan. Namun, dokter mengingatkan, kondisi ini bisa jadi prolaps organ panggul atau yang dikenal sebagai turun peranakan. Hal itu merupakan penyakit yang diam-diam menggerogoti kualitas hidup perempuan.
Baca juga: Tips Atasi Keputihan saat Hamil, Selalu Jaga Kebersihan Organ Kewanitaan
Dokter Kandungan Konsultan Uroginekologi Rekonstruksi Dr dr Suskhan Djusad Spog (K) menjelaskan bahwa turun peranakan disebabkan oleh kelemahan otot levatorani dan ligamen penggantung rahim.
“Faktor risikonya yang pertama karena melahirkan, lalu mengangkat berat lebih dari 5 kilogram, buang air besar sambil ngeden, dan batuk berkepanjangan yang tidak diobati,” ujarnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, Minggu (10/8/2025).
Gejalanya bervariasi. Pada tahap awal, pasien mungkin hanya merasa tidak nyaman atau sering ingin buang air kecil. Namun, pada tahap lanjut, benjolan seukuran bola pingpong bisa muncul dari area kewanitaan disertai rasa nyeri dan lecet.
Dr Suskhan menegaskan, prolaps organ panggul bisa dicegah bahkan pada ibu yang memiliki banyak anak. Kuncinya adalah melakukan latihan kegel segera setelah melahirkan.
“Kalau dia langsung latihan kegel, otot dasar panggulnya akan kencang. Ini yang paling penting,” jelasnya.
Sayangnya, masih banyak ibu yang tidak mendapatkan edukasi ini. Akibatnya, keluhan dibiarkan hingga parah. Latihan kegel yang benar, kata dr. Suskhat tidak bisa hanya mengandalkan video di internet, melainkan harus diajarkan langsung oleh tenaga medis terlatih.
Baca juga: Sahabat Ganjar Edukasi Generasi Muda Pentingnya Perawatan dan Deteksi terhadap Organ Kewanitaan
Menurut data kepustakaan, angka kejadian prolaps organ panggul di Indonesia berada di kisaran 10–15 persen, dengan tren yang terus naik. Jika tidak ditangani, prolapse bisa memicu retensi urin dan merusak ginjal.
“Jangan gara-gara pelvic organ prolaps, akhir pasiennya cuci darah,” tegasnya.
Perempuan dengan gejala ini disarankan segera memeriksakan diri ke dokter, apalagi jika ingin tetap aktif beribadah atau beraktivitas tanpa rasa nyeri.
Baca juga: Mengenal Treatment Non Invasif Atasi Gangguan Organ Intim Pria dan Wanita
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.