Selasa, 14 Oktober 2025

Ancaman Tembakau Belum Berakhir, WHO: Vape Picu Gelombang Baru Kecanduan Nikotin

Satu dari lima orang dewasa masih kecanduan tembakau, WHO mengungkap fakta mengejutkan ini.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
John Hopkins Medicine
ILUSTRASI VAPE - Meski jumlah perokok di dunia terus menurun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa ancaman tembakau belum berakhir. Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut satu dari lima orang dewasa di dunia masih menggunakan produk tembakau, baik dalam bentuk rokok konvensional, tembakau hisap, maupun rokok elektrik (vape) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meski jumlah perokok di dunia terus menurun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa ancaman tembakau belum berakhir.

Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut satu dari lima orang dewasa di dunia masih menggunakan produk tembakau, baik dalam bentuk rokok konvensional, tembakau hisap, maupun rokok elektrik (vape).

Secara global, jumlah pengguna tembakau memang turun signifikan dari 1,38 miliar orang pada tahun 2000 menjadi 1,2 miliar pada 2024.

Namun, penurunan ini dinilai belum cukup cepat untuk menghentikan jutaan kematian akibat konsumsi tembakau setiap tahunnya.

“Jutaan orang berhenti berkat upaya pengendalian tembakau di berbagai negara. Namun industri tembakau melawan balik dengan produk nikotin baru yang agresif menyasar kaum muda,” ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, dikutip dari laman resmi organisasi tersebut, Sabtu (11/10/2025).

Baca juga: WHO: Jumlah Perokok Turun Tapi Pengguna Vape Meroket

Gelombang Nikotin Baru dari Vape

Untuk pertama kalinya, WHO mencatat data pengguna rokok elektrik (vape) secara global.

Hasilnya mengkhawatirkan: lebih dari 100 juta orang di dunia kini menggunakan vape.

Dari jumlah tersebut, sekitar 86 juta merupakan orang dewasa, sementara 15 juta lainnya adalah anak-anak berusia 13–15 tahun.

Anak-anak di negara-negara yang disurvei bahkan tercatat sembilan kali lebih mungkin menggunakan vape dibandingkan orang dewasa.

Temuan ini menunjukkan bagaimana industri tembakau mengalihkan strategi pemasarannya untuk menyasar kelompok usia muda.

“Rokok elektrik memicu gelombang baru kecanduan nikotin. Produk ini justru membuat anak-anak mulai kecanduan lebih dini,” kata Etienne Krug, Direktur Departemen Promosi dan Pencegahan WHO.

Ancaman Kesehatan yang Tak Kunjung Usai

WHO menegaskan, tidak ada level konsumsi tembakau yang aman.

Baik rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun nikotin cair sama-sama menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.

Kecanduan nikotin sejak usia remaja terbukti meningkatkan risiko gangguan kecemasan, penyakit jantung, dan gangguan paru kronis di usia dewasa.

Bahkan, banyak negara kini menghadapi lonjakan kasus remaja yang kecanduan vape sebelum pernah mencoba rokok konvensional.

WHO mendesak pemerintah di seluruh dunia menutup celah hukum yang masih memungkinkan promosi dan penjualan bebas produk nikotin, terutama di media sosial yang banyak diakses anak muda.

“Hampir 20 persen orang dewasa masih menggunakan produk tembakau dan nikotin. Dunia telah maju, tapi tindakan lebih kuat dan cepat adalah satu-satunya cara untuk menghentikan epidemi tembakau,” tegas Jeremy Farrar, Asisten Direktur Jenderal WHO.
WHO juga mengingatkan, vape bukan alternatif aman, melainkan gerbang baru menuju kecanduan nikotin.

Selain pengetatan regulasi, layanan berhenti merokok dan peningkatan pajak tembakau disebut efektif menekan jumlah pengguna tembakau.

Tanpa langkah cepat, dunia berisiko gagal mencapai target global pengurangan 30 persen penggunaan tembakau pada 2025.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved