Ramai Isu Virus Influenza D, Benarkah Bisa Jadi Wabah? Ini Kata Pakar
Dunia kembali dibuat waspada oleh munculnya kabar tentang influenza D virus (IDV) yang disebut bisa menular dari hewan ke manusia.
Ringkasan Berita:
- Muncul isu influenza D, setelah covid-19 mereda.
- Virus IDV ini disebut bisa menular dari hewan ke manusia.
- Apakah virus ini bisa menjadi wabah baru?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah pandemi COVID-19 mereda, dunia kembali dibuat waspada oleh munculnya kabar tentang influenza D virus (IDV) yang disebut bisa menular dari hewan ke manusia.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan,apakah virus ini bisa menjadi wabah baru?
Baca juga: Influenza Tipe A Dominasi Kasus Flu di Indonesia, Demam Tinggi Jadi Gejala Khas
Ahli epidemiologi sekaligus pakar keamanan kesehatan global, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa influenza D bukan virus baru.
Virus ini sudah dikenal sejak tahun 2011 dan umumnya ditemukan pada sapi serta hewan ternak lainnya.
“Influenza D atau IDV adalah virus influenza yang beredar terutama pada sapi dan beberapa hewan ternak. Belum ada bukti bahwa IDV menyebabkan penularan manusia ke manusia yang berkelanjutan,” ujar Dicky kepada Tribunnews, Senin (21/10/2025).
Baca juga: Fakta Ilmiah Influenza D yang Mulai Dipantau WHO, Akankah Jadi Wabah Baru?
Menurut Dicky, temuan terbaru dari China menunjukkan bahwa strain virus tertentu, seperti HY11, mampu bereplikasi di saluran napas manusia.
Namun, hal ini belum berarti virus tersebut bisa menular antar manusia atau menimbulkan penyakit berat pada populasi luas.
Kabar ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terhadap wabah baru, apalagi setelah pengalaman panjang menghadapi pandemi global.
Dicky mengingatkan agar masyarakat tetap tenang, karena hingga kini belum ada laporan resmi IDV menginfeksi manusia di Indonesia.
“Saat ini belum ada laporan terverifikasi tentang isolasi IDV dari manusia di Indonesia. Untuk hewan ternak pun belum ada laporan publik resmi yang mengonfirmasi surveilans IDV pada sapi di Indonesia,” tegasnya.
Namun, ia menekankan pentingnya meningkatkan pengawasan melalui pendekatan One Health, sistem yang memantau kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan secara terpadu.
Menurutnya, peternak dan pekerja yang sering kontak dengan sapi perlu dilindungi, baik dengan edukasi maupun vaksinasi hewan.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis tidak boleh kendor.
Hubungan antara manusia dan hewan kini semakin dekat, baik melalui industri pangan maupun lingkungan padat penduduk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.