Kamis, 30 Oktober 2025

Osteoporosis Silent Disease yang Bisa Dicegah, Ini Langkah Sederhana yang Bisa Dilakukan

Penyakit diam-diam yang sering tidak menunjukkan gejala. Osteoporosis bukan hanya persoalan usia lanjut, tapi hasil dari kebiasaan dini.

Shutterstock
Penting bagi Anda untuk tetap memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis sedini mungkin. 

Ringkasan Berita:
  • Osteoporosis merupakan penyakit diam-diam yang sering tidak menunjukkan gejala.
  • Osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang.
  • Selfcare untuk pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak dini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tulang tanpa disadari bisa melemah seiring waktu.

Karena itu, osteoporosis merupakan penyakit diam-diam yang sering tidak menunjukkan gejala.

Padahal dampaknya bisa serius.

Baca juga: Beda Osteoporosis pada Anak dengan Dewasa, IDAI Jelaskan Penyebab dan Cara Deteksinya

Osteoporosis bukan hanya persoalan usia lanjut, tapi hasil dari kebiasaan yang dibentuk sejak usia produktif.

Dokter Spesialis Ortopedi dr. Aldico Sapardan Sp.OT. CF mengungkap, osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang

“Osteoporosis sering disebut silent disease karena sering kali didiagnosis hanya setelah penderita mengalami patah tulang atau fraktur,” tutur dia dalam kegiatan Bayer, baru – baru ini.

Puncak massa tulang tercapai di usia 20–30 tahun, sehingga periode ini menjadi critical window untuk mencegah osteoporosis.

Baca juga: 75 Persen Lansia di Indonesia Berisiko Osteoporosis, Pakar Ingatkan Jaga Tulang Sejak Dini

Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar. Kekurangan kalsium dalam tubuh, akan membuat tubuh mengambil  cadangan kalsium dari tulang.

“Jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan penurunan massa  tulang dan Osteoporosis,” jelas dr. Aldico.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

Selfcare untuk pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak dini.

Misalnya beraktivitas dan latihan fisik secara rutin dan teratur, diet seimbang dengan banyak konsumsi makanan yang mengandung kalsium, menghindari rokok dan minuman beralkohol serta kafein yang berlebihan, mengonsumsi susu dan kacang-kacangan, cukup paparan sinar matahari sebelum pukul 9 pagi, dan jika diperlukan mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D.

Dampak osteoporosis tidak hanya terasa secara kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Patah tulang akibat osteoporosis sering menyebabkan penyintasnya kehilangan kemandirian.

Sebanyak 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri, dan 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah mengalami patah tulang panggul.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved