Lestari Moerdijat Dorong Gerakan Kolektif untuk Upaya Pencegahan Polusi Plastik
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong gerakan kolektif berkelanjutan dalam pelestarian lingkungan hidup sebagai wujud cinta tanah air.
Editor:
Content Writer
Direktur Program Officer IOJI, Andreas Aditya Salim berpendapat, dari kebijakan yang ada saat ini terlihat ada kegalauan sejumlah pihak terkait dalam menghadapi isu sampah plastik. Isu sampah plastik berdampak serius bagi sejumlah sektor, seperti kesehatan masyarakat. Apalagi, jelas Andreas, tingkat konsumsi plastik di Indonesia yang masuk ke tubuh manusia per kapita mencapai 15 gram per bulan.
Andreas menegaskan bahwa kondisi tersebut harus menjadi perhatian serius semua pihak terkait. Di saat yang sama, sebagian besar perkembangan pengelolaan sampah saat ini baru dilakukan dengan langkah reduce, reuse, dan recycle.
Ia menjelaskan, dengan tiga langkah tersebut, pada satu titik plastik tidak bisa di-recycle lagi. Pada akhirnya, upaya tersebut hanya mampu menunda plastik kembali ke lingkungan. Karenanya, upaya pengendalian sampah plastik juga harus diimbangi dengan pendekatan pengurangan produksi plastik.
Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup, Indrastuti mengatakan, penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan sistem open dumping oleh Kementerian Lingkungan Hidup, harus terus dilakukan. Berdasarkan pengamatannya, anggaran Pemda untuk mengelola sampah idealnya sekitar 3%, tetapi realisasinya baru 0,06?ri total anggaran yang ada.
Menurut Indrastuti, banyak pemda yang belum serius dalam pengelolaan sampah di wilayahnya. Sebagai contoh, pada saat Lebaran kerap terlihat tumpukan sampah di sejumlah kota, dengan alasan TPA sampahnya masih tutup karena libur.
Pada kesempatan ini, Indrastuti mendorong agar ada langkah yang nyata setelah penutupan sejumlah TPA sampah dengan sistem open dumping di sejumlah daerah. Ia pun mengusulkan agar perusahaan yang aktif mengelola sampah yang dihasilkan, diberi reward, dengan harapan upaya pengendalian sampah plastik bisa diupayakan sejak dari hulu.
Wartawan senior Saur Hutabarat yang turut jadi pembicara menyebut, kebijakan pengurangan sampah plastik yang cukup efektif sejatinya sudah berlangsung dalam bentuk larangan menggunakan kantong plastik saat belanja di minimarket di sejumlah kota di Indonesia. Bila tidak membawa kantong belanja, tambah Saur, konsumen diharuskan membeli kantong belanja yang disediakan minimarket.
Mengingat sampah plastik yang paling banyak di laut berupa botol plastik, menurutnya produsen makanan dan minuman pun harus didorong menggunakan kemasan yang mudah terurai.
Pengurangan pemakaian kemasan plastik, menurut Saur, juga bisa dilakukan negara dengan memperbanyak ketersediaan air keran yang layak minum. Pasalnya, air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi rakyat. (*)
Baca juga: Lestari Moerdijat Sebut Layanan Pendidikan yang Merata di Tanah Air Harus Segera Diwujudkan
Indonesia Targetkan Pengurangan Limbah Plastik 50 Persen pada 2025, Wamen LH Dorong Kolaborasi ASEAN |
![]() |
---|
611 Peserta dari Lintas Negara Siap Ramaikan Pameran Air, Sampah, dan Smart City 2025 |
![]() |
---|
Transisi ke Bisnis Berkelanjutan, TBS Energi Percepat Transformasi Portofolio Usahanya |
![]() |
---|
Peluang Indonesia Jajaki Kerja Sama Teknologi 'Waste to Energy' yang Sudah Berjalan di Tiongkok |
![]() |
---|
Pemerintah Targetkan Persoalan Pengelolaan Sampah Selesai Tahun 2029 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.