Lestari Moerdijat: Perlu Langkah Antisipatif Hadapi Dampak Konflik Global
Lestari Moerdijat menekankan pentingnya upaya antisipatif guna menghadapi kemungkinan dampak konflik global terhadap stabilitas perekonomian nasional.
Editor:
Content Writer
Menurut Thasya, dampak konflik Israel-Iran jauh lebih kecil daripada dampak yang dipicu konflik Rusia-Ukrania. Mengingat, tambah dia, Rusia dan Ukrania menyumbang 2,54 persen nilai ekspor dunia per tahun. Sementara Iran dan Israel hanya menyumbang 0,03 persen ekspor dunia.
Meski begitu, Thasya menegaskan bahwa Indonesia harus tetap mewaspadai perkembangan konflik Israel-Iran dan melakukan mitigasi yang tepat untuk mengantisipasi dampaknya. Menurut Thasya, pemanfaatan energi bersih dengan meningkatkan energi baru terbarukan dalam bauran energi yang dimanfaatkan masyarakat, harus segera direalisasikan.
President S. ASEAN International Advocacy & Consultancy, Shanti R. Shamdasani berpendapat, sejumlah kebijakan politik dan ekonomi yang diambil Donald Trump itu merupakan pesan yang dikirim untuk China. Namun, tambah Shanti, sejumlah kebijakan itu berdampak pada negara lain di dunia sehingga menimbulkan collateral damage.
Menurut Shanti, Amerika Serikat saat ini memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar. Bila terjadi gejolak perdagangan global, tambah Shanti, Amerika Serikat bisa mengambil alih perdagangan minyak dunia dengan cadangan yang mereka miliki.
Bila terjadi penutupan Selat Hormuz, jelas dia, yang terkena dampak besar adalah China, karena Negeri Tirai Bambu itu tidak memiliki cadangan minyak yang cukup. Untuk mengantisipasi konflik yang berkepanjangan, Shanti menyarankan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk pengembangan basis ekonomi nasional yang lebih baik.
"Kita harus mampu me-manage semua potensi yang kita miliki untuk memperkuat kemandirian demi mengantisipasi dampak terburuk," ujar Shanti.
Wartawan senior Saur Hutabarat menyatakan apresiasinya atas kesiapan pemerintah dalam menghadapi kemungkinan berkepanjangannya konflik antara Israel dan Iran. Ia menambahkan, ternyata perang tersebut hanya berlangsung selama 12 hari, dan ia bersyukur karena konflik itu berakhir dalam waktu yang relatif singkat.
"Begitu pendek waktu perang itu sehingga bisa dinilai levelnya sedikit di atas perang-perangan," ujarnya.
Saur menyampaikan bahwa perang tersebut berakhir setelah Trump melakukan komunikasi melalui telepon dengan para pemimpin Israel dan Iran. Hal ini menunjukkan, menurutnya, bahwa durasi perang—apakah berlangsung lama atau singkat—sangat bergantung pada keputusan dan cara berpikir Trump. (*)
Baca juga: Lestari Moerdijat Dorong Langkah Nyata dalam Pembangunan SDM Berkualitas
Tekan Angka Pengangguran, Waka MPR Dorong Kualitas Sekolah Vokasi Segera Ditingkatkan |
![]() |
---|
Lestari Moerdijat: Dukung Penguatan Sistem Perlindungan Perempuan dan Anak di Tanah Air |
![]() |
---|
Nasim Khan Tegaskan Pentingnya Program Koperasi Merah Putih Berjalan Nyata |
![]() |
---|
Lestari Moerdijat Dorong Kolaborasi Pendidikan Tinggi dan Dunia Usaha |
![]() |
---|
Bonus Demografi di Ambang Krisis, Waka MPR Dorong Link & Match Pendidikan dan Industri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.