Nasim Khan Tegaskan Pentingnya Program Koperasi Merah Putih Berjalan Nyata
Nasim Khan menekankan pentingnya memastikan implementasi program strategis nasional Koperasi Merah Putih berjalan secara nyata.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, menekankan pentingnya memastikan implementasi program strategis nasional Koperasi Merah Putih berjalan secara nyata dan tidak sekadar berhenti pada seremoni pembentukannya.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi yang berlangsung di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, pada Rabu (9/7/2025).
“Kita harapkan betul-betul sokoguru perekonomian bangsa ini berjalan. Jangan sampai hanya menjadi notulensi atau acara seremonial saja, Pak Menteri,” tegas Nasim.
Ia mengingatkan bahwa koperasi memiliki sejarah panjang sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia sejak masa sebelum Mohammad Hatta. Namun saat ini, jumlah koperasi di Indonesia terus menyusut akibat evaluasi dan penertiban koperasi tidak aktif atau fiktif.
“Dulu kita hampir 200 ribu lebih koperasi, sekarang tinggal sekitar 131 ribu. Meski begitu, dengan program strategis nasional Presiden, sudah hampir 80 ribu koperasi merah putih desa terbentuk. Kita berharap ini betul-betul bisa menghidupkan kembali ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nasim Khan mempertanyakan realisasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kementerian Koperasi dan UKM pada 2025 yang menurutnya harus mendukung lebih dari sekadar pembentukan koperasi desa.
“Kementerian Koperasi punya ABT. Kira-kira ini realisasinya berjalan nggak, Pak? Untuk program strategis nasional selain hanya menciptakan koperasi desa merah putih,” tanya Nasim.
Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih: Warisan Ekonomi Margono Djojohadikusumo
Ia menekankan agar ABT dapat digunakan untuk sinkronisasi program nasional seperti pemberdayaan UMKM, digitalisasi koperasi, pembiayaan inklusif, peningkatan kapasitas, serta penguatan akses pembiayaan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Di dapil saya Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dulu program seperti BPUM, revitalisasi desa, sangat bermanfaat. Sekarang masyarakat hanya dibayangin koperasi desa, ujungnya ibu-ibu pikirannya hanya untuk pinjam, bukan untuk pengembangan ekonomi,” katanya.
Naik Kelas
Nasim juga meminta Komisi VI DPR bersama-sama mendukung agar program strategis nasional di sektor koperasi ini bisa “naik kelas”, sehingga mendapat prioritas yang lebih tinggi dalam kebijakan dan anggaran nasional.
“Program strategis nasional Pak Menteri ini masih kelasnya kelas tiga. Bagaimana mau menyelesaikan kalau tidak dinaikkan kelasnya? Ini perlu dukungan. Kami di Komisi VI siap masukkan dalam simpulan untuk disampaikan ke Presiden,” ujar politisi asal Jawa Timur ini.
Sebagai penutup, ia menegaskan pentingnya pengawasan bersama guna memastikan berbagai program strategis, seperti pelatihan, pengembangan usaha, dan penyaluran bantuan, dapat tersampaikan secara optimal kepada masyarakat.
“Kita ini berjalan di jalan yang lurus, keliru sedikit kita kecebur. Kita harus hati-hati. Fungsi kita mengawasi, Pak. Jadi jalankan saja, kita akan kawal bersama,” pungkas Nasim. (*)
Baca juga: Konsep Koperasi Desa Merah Putih Menarik Perhatian Global dalam Forum Ekonomi di Rusia
Profil Setya Novanto, Terpidana Kasus Korupsi E-KTP yang Bebas Bersyarat, Ini Perjalanan Kasusnya |
![]() |
---|
Bukan Gaji, Adies Kadir Sebut Tunjangan Beras-Bensin Anggota DPR yang Naik: Menkeu Kasihan Sama DPR |
![]() |
---|
Komisi XI DPR RI Dukung Target Ekonomi Prabowo, Harus Realistis dan Terukur |
![]() |
---|
DPR RI Targetkan Revisi UU Haji Segera Selesai di Masa Sidang I 2025-2026 |
![]() |
---|
Puan Maharani Akui Anggota DPR Tak Lagi Dapat Rumah Dinas, Bantah Gaji Naik Rp3 Juta per Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.