Deby Vinski Sebut Indonesia Berpeluang Jadi Pemimpin Regional di Bidang Stem Cell

Ringkasan Berita:

• Prof. Deby Vinski menilai Indonesia berpeluang menjadi pemimpin regional di bidang stem cell berkat sinergi Kemenkes, BPOM, dan lembaga riset.
• Kolaborasi RSPPN dengan Celltech dinilai memperkuat layanan dan riset nasional.
• Jusuf Kalla menekankan pentingnya infrastruktur riset untuk mendukung posisi Indonesia di level global.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden World Council of Stem Cell (WOCS), Prof. dr. Deby Vinski, menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin regional dalam pengembangan terapi stem cell dan kedokteran regeneratif. 

Ini disampaikan Deby Vinsky saat bertemu dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Dr. (H.C.) H. Jusuf Kalla, di Jakarta belum lama ini.

Menurut Deby, sinergi antara Kementerian Kesehatan, Komite Sel Punca Indonesia, dan BPOM dalam memperkuat regulasi dan standardisasi terapi sel punca menjadi modal utama Indonesia untuk melangkah ke level global.

Baca juga: RSCM Kini Punya Fasilitas Sel Punca Bersertifikat CPOB, Pasien Tak Perlu ke Luar Negeri

“Kolaborasi lintas lembaga ini mempercepat tata kelola, keamanan, dan standardisasi layanan stem cell. Dengan fondasi yang semakin kuat, Indonesia berpeluang besar menjadi pemimpin regional di Asia,” ujar Deby.

Dalam diskusi tersebut, Deby juga menyoroti kebijakan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) yang menggandeng laboratorium anak bangsa Celltech Stem Cell Centre sebagai mitra strategis dalam pemanfaatan terapi sel punca.

Menurutnya, keputusan itu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan layanan kesehatan berbasis teknologi tinggi, sekaligus meningkatkan efisiensi pelayanan untuk masyarakat dan prajurit TNI.

“Kolaborasi ini bukan hanya efisien, tetapi juga memperkuat ekosistem riset dan layanan nasional. Pemerintah dapat lebih fokus pada prioritas pertahanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Celltech Stem Cell Centre yang berbasis di Vinski Tower disebut telah bekerja sama dengan sejumlah fasilitas kesehatan besar, seperti RS Kanker Dharmais, RS Polri, 
RS Kemang Medical Care,  RS Pusat Otak Nasional (PON),  RS Bunda Halimah Batam
RS Sentra Medika,  RS International Bali dan  sejumlah klinik utama lainnya

Deby menilai jejaring yang luas ini menunjukkan kapasitas Celltech sebagai laboratorium stem cell swasta yang kredibel dan memiliki kontribusi nyata terhadap pengembangan terapi sel punca di Indonesia.

Jusuf Kalla menegaskan bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta merupakan kunci untuk memastikan pengembangan terapi sel punca berjalan aman, terstandar, dan berdampak luas bagi masyarakat.

Ia juga menyoroti pentingnya membangun infrastruktur riset yang lebih kuat agar Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju di bidang kedokteran regeneratif.

Bank Tali Pusat Jadi Aset Riset Masa Depan

Selain mendukung upaya pemerintah, Prof. Deby juga mengusulkan agar fasilitas Bank Tali Pusat Celltech dimaksimalkan sebagai aset riset nasional.

Menurutnya, fasilitas tersebut telah memenuhi standar internasional dan dapat mendukung riset regeneratif jangka panjang, pengembangan terapi masa depan,
serta peningkatan daya saing ilmiah Indonesia.

“Penyimpanan tali pusat adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam peta ilmu pengetahuan regeneratif dunia,” imbuhnya.