Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2024

Praktik Politik Uang Disebut Berjalan Secara Gila-gilaan di Pemilu 2024

Yusuf Lakaseng juga bicara soal dugaan praktik utak-atik suara partai yang terjadi pada rekapitulasi suara Pemilu 2024.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Ketua DPP bidang Politik Partai Perindo Yusuf Lakaseng usai diskusi bertajuk 'Utak-Atik Perolehan Suara Parpol dan Caleg Hasil Pemungutan Suara Pemilu 2024, Benarkah?' di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Jumat (15/3/2024). 

“Isu kalau sebenarnya ya, isu otak-atik ini menjadi masif dan menjadi perhatian
publik ketika quick count partai anaknya Presiden tidak lolos. Lalu dalam proses
perjalannya tiba-tiba angka rekapitulasinya langsung naik,” kata Yusuf Lakaseng.

Dalam kesempatan itu, Yusuf tak menyebut secara spesifik partai anak Presiden itu.

Namun diketahui bersama jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diketuai oleh
Kaesang Pangarep yakni putra bungsu Presiden Jokowi.

Dia juga mengatakan dalam proses rekapitulasi Sirekap, publik ingin mengetahui
secara terbuka soal perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU RI.

Apalagi sempat ada terjadi kenaikan suara PSI yang meningkat tajam dalam
beberapa waktu.

Namun, kata Yusuf, Sirekap justru dihentikan dan dialihkan ke sistem manual.
Padahal, Sirekap dinilai sebagai cermin awal publik melihat perhitungan suara
Pemilu 2024.

“Orang kemudian menganggap ini harus dirumah kacakan, Sirekap, dan proses
perhitungan manual. Dan ketika dirumah kacakan oleh publik, semua orang ingin
tahu dan memang kekacauan terjadi di Sirekap,” terangnya.

Dia pun mengungkapkan, seorang ahli IT di ITB pun menyampaikan hal yang sama
soal kekacauan Sirekap. Terutama, soal tidak adanya fitur yang memfalidasi ketika
angka itu lebih dari daftar pemilih tetap (DPT) tiap TPS yakni 300 orang.

Sehingga dia menduga Sirekap dipakai sebagai alat untuk membuat otak-atik suara
Pemilu 2024.

“Sirekap menurut saya memperlancar untuk utak-atik. Kita temukan seperti kasus di
Banjar ya, tiba-tiba KPU Banjarnya membaca hasil partai anaknya Presiden itu dari
2 ribu sekian jadi 17 ribu. Untung saksinya partai itu berintegritas, sehingga dia
protes kok pengelembungannya jauh banget ada 15 ribu, baru kemudian
dinormalisasi,” jelasnya.

Sedangkan, Yusuf Lakaseng mengakui bahwa perolehan suara partainya pada
Pemilu 2024 ini jauh dari harapan.

Sebab, dia sebelumnya masih meyakini jika perolehan suara partai pimpinan Ketua
Umum Hary Tanoesoedibjo ini bisa lebih besar dari Pemilu 2019 lalu.

Namun, para perhitungan quick count sementara KPU RI, suara Partai Perindo
hanya berkisar di 1 persen suara, dan jauh dari parliamentary threshold atau
ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

“Ya itu hasil (Pamilu 2024) jauh dari harapan kita tentunya ya. Pemilu 2019
pencapaian kita 2,68 persen, dan kita juga kaget dengan hasil quick count ini dan
makanya kemudian ketua umum menginstruksikan kepada semua kader, semua
caleg untuk mengawal proses perhitungan di TPS,” kata Yusuf Lakaseng.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini juga mengakui jika
partainya kesulitan dalam merekrut saksi di setiap TPS guna memantau perhitungan
suara.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved