Senin, 29 September 2025

Pilkada Serentak 2024

Jagoan PKS Tumbang di Pilkada Depok hingga Jawa Barat, Ini Penyebabnya?

Tokoh yang ditampilkan dari PKS untuk calon kepala atau wakil kepala daerah kurang memikat masyarakat.

HO
Kolase foto sejumlah pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dijagokan PKS di Pilkada 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah calon pasangan kepala daerah yang dijagokan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilkada 2024, terlihat tumbang dari hasil hitung cepat lembaga survei.

Pada kontestasi pemilihan gubernur Jawa Barat, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung PKS dan Nasdem memperoleh 19,41 persen dengan data masuk 100 persen versi Litbang Kompas.

Pasangan tersebut kalah jauh dibanding Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang mengantongi 61,24 persen.

Kemudian di Depok, Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Depok nomor urut 1, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq, kalah berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count VoxPol Center. 

Pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meraih 46,81 persen suara, tertinggal sekitar enam persen dari pasangan nomor urut 2, Supian Suri-Chandra Rahmanysah, yang memperoleh 53,19 persen suara. 

Baca juga: Hasil Quick Count Pilkada Depok 2024 Data Masuk 100 Persen: Supian-Chandra Unggul Dari Jagoan PKS

Hasil quick count ini diumumkan setelah data masuk mencapai 100 persen pada pukul 20.32 WIB, Rabu (27/11/2024).

Diketahui Kota Depok dikenal sebagai basisnya PKS, yang terlihat dari jabatan Wali Kota Depok yang selalu dimenangkan oleh kader PKS

Mulai, Nur Mahmudi yang menjabat 2 periode (2006-2016) hingga Mohammad Idris yang juga menjadi Wali Kota Depok dua periode (2016-sekarang).

Selanjutnya pemilihan Gubernur Jakarta yang berpotensi dua putaran, tetapi suara pasangan Ridwan Kamil- Suswono yang diusung PKS hanya mengantongi 40,02 persen dari hitung cepat Litbang Kompas.

Sementara pesaingnya, Pramono Anung-Rano Karno yang merupakan jagoan PDIP lebih unggul dengan perolehan suara 49,49 persen.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto menyebut, tokoh yang ditampilkan dari PKS untuk calon kepala atau wakil kepala daerah kurang memikat masyarakat.

Sementara pesaingnya, seperti di Jakarta yakni Pramono-Rano tidak terlalu menonjolkan identitas partai, sehingga lebih banyak elemen masyarakat yang bisa menerima pasangan ini.

"Ini berbeda dengan Suswono. Bukan hanya keterkenalannya di Jakarta rendah, tetapi juga membuat blunder-blunder. Terlihat bahwa kantong penting pemilih PKS, lebih masuk ke Rano," papar Arif dikutip Kamis (28/11/2024).

Sementara Ridwan Kamil yang lekat dengan 'Bobotoh' atau pendukung Persib Bandung membawa sentimen negatif meskipun tak besar. Suswono juga tak punya kharisma bagi suporter Persija 'The Jakmania'.

Hal lainnya, kata Arif, mesin PKS mulai melemah. Salah satu penyebabnya yaitu masalah di internal PKS yang akhirnya memunculkan Partai Gelora.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan