Senin, 11 Agustus 2025

Sekeluarga Tewas Loncat dari Apartemen

Update Kasus Sekeluarga Lompat Apartemen di Jakarta: Keluarga Introvert, Anak Setahun Tak Sekolah

Anak yang turut mengakhiri hidup dengan melompat dari apartemen di Jakarta ternyata sudah dua tahun tak sekolah.

Kompas.com/Rizky Syahrizal
Kondisi tempat kejadian perkara (TKP) satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024) atau sehari setelah kejadian. 

Adapun tali yang digunakan ada dua buah yaitu yang terikat antara tangan ibu dan anak laki-laki dan lainnya yang terlepas dari tangan ayah dan anak perempuan.

Hingga saat ini, Gideon mengungkapkan tes DNA masih dilakukan dengan melibatkan Puslabfor Mabes Polri.

Dua Anak Korban Disebut Tak Sekolah Setahun

Gideon juga membeberkan bukti baru terkait latar belakang dua anak laki-laki dan perempuan yang juga tewas dalam peristiwa ini.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, dua anak tersebut sudah tidak sekolah selama setahun.

Adapun hal itu diketahui dari keterangan 12 saksi yang sebagian berasal dari keluarga korban.

Namun, Gideon mengatakan kesaksian tersebut masih subjektif dan polisi bakal melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Sangat subyektif itu menjadi bagian dari penyidikan kita," sambungnya.

Istri Sembahyang Sebelum Akhiri Hidup

Satu keluarga tewas setelah melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 apartemen di Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Satu keluarga tewas setelah melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 apartemen di Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). (IST)

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Hady Siagian mengungkapkan istri sekaligus ibu berinisial AEL yang turut menjadi korban sempat sembahyang sebelum mengakhiri hidup bersama tiga anggota keluarga lainnya.

Dikutip dari Kompas.com, Hady mengungkapkan AEL sempat sembahyang di sebuah tempat ibadah yang bersebelahan dengan lokasi dirinya dan keluarganya melompat.

"Tapi sebelum ke kanan (lokasi lompat), istrinya berdoa dulu, sembahyang," ucapnya kepada wartaman di Polres Jakarta Utara, Senin (18/3/2024).

Sementara sang ayah dan kedua anaknya menunggu di kursi.

Hady mengungkapkan lantai 22 apartemen itu memang tidak pernah dikunci sehingga siapa saja dapat masuk untuk beribadah.

Polisi juga menjelaskan, penunggu rumah ibadah bernama Akong tidak melihat saat satu keluarga tersebut hendak melompat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan