Aksi Ojek Online
Jeritan Pengemudi Ojek Online Terbebani Potongan Aplikator: Kadang Pulang Nggak Bawa Uang
Keluhan Mufli bukan tanpa sebab. Ia menyoroti potongan dari aplikator yang dianggap tidak masuk akal dan membebani para pengemudi.
Penulis:
Muhammad Zulfikar
Ia menegaskan bahwa berbagai layanan dan fitur ini hanya bisa berjalan dengan dukungan dari komisi 20 persen, yang juga mencakup platform fee.
Baca juga: Mufli Kerja 15 Jam Sehari Hanya Dapat Rp 130 Ribu, Keluhkan Potongan Tak Masuk Akal dari Grab
"Hal-hal ini dimungkinkan kalau di kami dengan bagi hasil yang 20 persen. Termasuk juga bagiannya adalah platform fee," ucap Tirza.
"Sumber pendapatan kami itu hanya dari komisi dan platform fee. Jadi digabung untuk menunjang keberlanjutan dan keberlangsungan dari ekosistem," ucap Tirza.
Tirza menambahkan bahwa besaran komisi bisa saja berubah tergantung dinamika pasar, daya beli masyarakat, dan preferensi pengguna.
Ia mengklaim pihaknya selalu memantau minat dan kemampuan daya beli pengguna. Saat ini, dengan skema yang ada, Grab masih bisa bertahan, meskipun ada tantangan.
Tirza mengingatkan bahwa jika komisi diturunkan menjadi 10 persen, maka beberapa layanan dan fitur bisa dihentikan.
"Jadi kalau ada perubahan dari persen-persen di komisi, nanti jadinya Grab itu gak bisa lagi jadi aplikasi yang teman-teman pakai, kenali, dan sayangi," tutur Tirza.
Aksi Ojek Online
Aksi Ojek Online 20 Mei 2025, Layanan Ojol untuk Masyarakat Tetap Berjalan Normal |
---|
UMKM Bergantung pada Ojol, Menteri Maman Minta Hubungan Aplikator-Driver Tetap Kondusif |
---|
Pengemudi Ojol Temui Komisi V DPR, Usulan Audit Aplikator Mencuat hingga Wacana Pemanggilan Menhub |
---|
Komisi V DPR Akan Panggil Menhub Bahas Potongan Aplikator Ojol Lebih 20 Persen |
---|
Rapat Dengar Pendapat Asosiasi Driver Ojek Online, Adian PDIP Minta Pihak Aplikator Diaudit |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.