Sabtu, 6 September 2025

Aksi Ojek Online

Jeritan Pengemudi Ojek Online Terbebani Potongan Aplikator: Kadang Pulang Nggak Bawa Uang

Keluhan Mufli bukan tanpa sebab. Ia menyoroti potongan dari aplikator yang dianggap tidak masuk akal dan membebani para pengemudi.

Tribunnews.com/Alfarizy AF
DEMO OJOL - Massa aksi pengemudi ojek online bertahan di kawasan Patung Kuda Jakarta, Selasa (20/5/2025). Mereka menyampaikan rasa kekecewaan atas tidak adanya sikap dari pemerintah terhadap aplikator yang melakukan pemotongan hingga 50 persen. 

Ia menegaskan bahwa berbagai layanan dan fitur ini hanya bisa berjalan dengan dukungan dari komisi 20 persen, yang juga mencakup platform fee.

Baca juga: Mufli Kerja 15 Jam Sehari Hanya Dapat Rp 130 Ribu, Keluhkan Potongan Tak Masuk Akal dari Grab

"Hal-hal ini dimungkinkan kalau di kami dengan bagi hasil yang 20 persen. Termasuk juga bagiannya adalah platform fee," ucap Tirza.

"Sumber pendapatan kami itu hanya dari komisi dan platform fee. Jadi digabung untuk menunjang keberlanjutan dan keberlangsungan dari ekosistem," ucap Tirza.

Tirza menambahkan bahwa besaran komisi bisa saja berubah tergantung dinamika pasar, daya beli masyarakat, dan preferensi pengguna.

Ia mengklaim pihaknya selalu memantau minat dan kemampuan daya beli pengguna. Saat ini, dengan skema yang ada, Grab masih bisa bertahan, meskipun ada tantangan. 

Tirza mengingatkan bahwa jika komisi diturunkan menjadi 10 persen, maka beberapa layanan dan fitur bisa dihentikan.

"Jadi kalau ada perubahan dari persen-persen di komisi, nanti jadinya Grab itu gak bisa lagi jadi aplikasi yang teman-teman pakai, kenali, dan sayangi," tutur Tirza.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan