Rabu, 3 September 2025

Demo di Jakarta

Kronologis Pelajar SMK Tewas Usai Ikut Demo di Depan Gedung DPR, Diduga Korban Kekerasan Aparat

Ia diduga menjadi korban kekerasan aparat dalam demonstrasi di kawasan depan Gedung DPR/MPR RI, Kamis (28/8/2025).

TribunTangerang/Nurmahadi
PELAJAR SMK TEWAS - Suasana duka di kediaman Andika Lutfi Falah (16), pelajar SMK Tangerang yang meninggal saat mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI. Andika meninggal dunia pada Senin (1/9/2025) setelah tiga hari koma dan dirawat intensif di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta. Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Penyebab Pelajar Asal Tangerang Andika Lutfi Falah Meninggal saat Ikut Demo di DPR RI, https://tangerang.tribunnews.com/kabupaten-tangerang/50941/penyebab-pelajar-asal-tangerang-andika-lutfi-falah-meninggal-saat-ikut-demo-di-dpr-ri?page=all. Penulis: Nurmahadi | Editor: Joseph Wesly 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian Andika Lutfi Falah, pelajar SMK di Kabupaten Tangerang, masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya.

Andika meninggal dunia pada Senin (1/9/2025) setelah tiga hari koma dan dirawat intensif di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta.

Baca juga: Sebelum Tewas Andika Pelajar SMK Tangerang Sempat Koma Tiga Hari di RS TNI AL Mintohardjo

Ia sebelumnya diduga menjadi korban kekerasan aparat dalam demonstrasi di kawasan depan Gedung DPR/MPR RI, Kamis (28/8/2025).

Demonstrasi adalah bentuk penyampaian pendapat secara terbuka di muka umum, biasanya dilakukan oleh sekelompok orang untuk menyuarakan aspirasi, protes, atau dukungan terhadap suatu isu tertentu.

Kakak korban, Pangestu, menuturkan adiknya berangkat ke lokasi aksi tanpa membawa ponsel dan kartu identitas. Identitasnya hilang saat mendaki gunung beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pelajar SMK Tangerang Dikabarkan Meninggal Setelah Ikut Demo di Jakarta, Sempat Jalani Perawatan

Menurutnya, Andika yang berusia 16 tahun itu kemudian bergabung dengan barisan pelajar lain. Malam itu situasi di sekitar DPR memanas.

Gedung DPR adalah bangunan utama tempat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia bekerja dan bersidang.

Gedung ini merupakan bagian dari Kompleks Parlemen RI yang terletak di Senayan, Jakarta Pusat, dan juga digunakan oleh MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPD (Dewan Perwakilan Daerah).

Massa berhadapan langsung dengan aparat, gas air mata ditembakkan ke berbagai arah, dan bentrokan tak terhindarkan.

“Adik saya berangkat tanpa identitas, sampai di sana misah barisan, jadi ikut anak sekolah lain. Malam itu situasinya brutal, gas air mata dilontarkan ke mana-mana. Posisi polisi dekat dengan massa, massa-nya digebukin. Di situ adik saya kena gas air mata dan mungkin jatuh,” ujarnya.

Pangestu menjelaskan, dari luar tubuh Andika hanya terlihat memar. Namun, dokter kemudian menemukan trauma akibat benturan benda tumpul di kepala.

Cedera itu menyebabkan tempurung kepalanya pecah dan memicu pendarahan di dalam otak.

“Saya tidak menyalahkan tim medis, saya bersyukur adik saya dibawa ke IGD. Tapi yang saya sayangkan, adik saya tanpa identitas. Masih 16 tahun, nggak ada KTP. Jadi penanganannya telat satu hari, ternyata adik saya kritis satu hari, jadi semuanya telat,” kata dia.

Andika masuk IGD RSAL pada Kamis malam dalam keadaan tidak sadar. Jumat sore, detak jantungnya sempat berhenti sebelum berhasil kembali dipulihkan.

Hasil CT-Scan kemudian menunjukkan adanya luka serius di kepala hingga akhirnya dipindahkan ke ICU.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan