Rabu, 17 September 2025

Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Kronologi Lengkap Tewasnya Kacab Bank BUMN: Tersangka Oknum TNI Sempat Beri Ancaman

Berikut ini kronologi lengkap tewasnya kepala cabang pembantu (kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).

IST via TribunJakarta.com
15 TERSANGKA - Kasus pembunuhan Kacab Bank BUMN libatkan 4 klaster, 15 orang jadi tersangka di antaranya pengusaha asal Jambi hingga mantan atlet kickboxing. 

TRIBUNNEWS.COM - Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto menerangkan kronologi lengkap tewasnya  kepala cabang pembantu (kacab) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).

Mohamad Ilham Pradipta ditemukan dalam kondisi tak bernyata dengan kaki dan mata terlilit lakban, di area persawahan wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025).

Penemuan jasad Ilham Pradipta terjadi usai viralnya video penculikan korban di parkiran sebuah supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).   

Sementara dua prajurit TNI Angkatan Darat (AD) terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta (37), mereka adalah Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH.

“Menetapkan dua orang tersangka atas nama Serka N dan Kopda F,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).

Kronologi

Kolonel Cpm Donny Agus mengatakan peristiwa bermula pada hari Minggu, 17 Agustus 2025, ketika tersangka berinisial JP mendatangi seorang oknum TNI AD berpangkat Sersan Kepala (Serka N). 

Dalam pertemuan tersebut, JP menawarkan pekerjaan kepada Serka N, yaitu untuk menjemput seseorang dan membawanya kepada atasan JP yang diketahui bernama Dwi Hartono (DH).

Menanggapi tawaran itu, Serka N kemudian menghubungi Kopral Dua (Kopda F) juga oknum TNI AD, untuk membantu proses penjemputan korban.

Ketiganya kemudian bertemu di sebuah kafe di wilayah Jakarta Timur.

Dalam pertemuan itu, JP menjelaskan secara rinci mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, serta imbalan yang akan diberikan.

Dua hari berselang, tepatnya pada 19 Agustus sekitar pukul 09.30 WIB, Serka N kembali menghubungi Kopda F untuk memastikan kesediaannya menjalankan tugas tersebut. Kopda F akhirnya menyanggupi, dan bahkan bertugas membentuk tim untuk menjemput korban.

Untuk keperluan operasional, Kopda F meminta dana sebesar Rp5 juta yang disanggupi oleh Serka N. Dana tersebut bersumber dari JP.

Pada Rabu, 20 Agustus, Serka N bertemu kembali dengan JP di sebuah bank swasta di Jakarta Timur.

Dalam pertemuan tersebut, JP menyerahkan uang tunai sebesar Rp95 juta kepada Serka N untuk mendukung operasi penculikan. Uang itu kemudian diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe di Rawamangun.

Setelah menerima dana, Kopda F menghubungi seorang rekannya, saudara EW, untuk mengatur pertemuan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan