Kepsek SMPN 19 Tangsel Bantah Sekolah Tidak Perduli Kasus Dugaan Bully: Guru dan Siswa Menjenguk
Kepala sekolah membantah sekolah tidak peduli, ia menyampaikan pihaknya aktif mengikuti perkembangan kondisi korban sejak awal.
Ringkasan Berita:
- Kepala Sekolah SMPN 19 mengaku kooperatif dan memenuhi panggilan polisi
- Wali kelas selalu rutin menanyakan kondisi siswa melalui catatan manual dan pemantauan kelas
- Tidak ada kejadian atau laporan terkait perundungan yang menyebabkan seorang siswa meninggal
TRIBUNNEWS.COM, SERPONG - Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel (Tangerang Selatan), Frida Tesalonik mengatakan pihaknya kooperatif terkait kasus perundungan (bully) yang menyebabkan seorang siswa bernama Muhammad Hisyam meninggal dunia.
“Saya sudah memenuhi panggilan pada hari Senin. Guru dan wali kelas juga. Tidak ada masalah, kami kooperatif,” ujar Frida Tesalonik kepada TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Selasa (18/11/2025).
Frida membantah sekolah tidak peduli, ia menyampaikan pihaknya aktif mengikuti perkembangan kondisi korban sejak awal.
Baca juga: Cerita di Balik Kasus Dugaan Bullying SMPN 19 Tangsel, Kepsek Bantah Pihak Sekolah Tak Peduli
“Kami datang ke rumah almarhum, juga ke Rumah Sakit Fatmawati. Kami berkali-kali menanyakan kondisi Hisyam. Guru dan beberapa siswa juga ikut menjenguk,” ucap Frida.
Ia menambahkan baik pelaku maupun korban adalah murid yang mendapat perhatian sama dari pihak sekolah. Bahkan, wali kelas selalu rutin menanyakan kondisi siswa melalui catatan manual dan pemantauan kelas.
Ketika ditanya apakah ada laporan perundungan lain, kepala sekolah menegaskan tidak ada laporan yang diterima.
Pihak sekolah berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran besar.
“Harapannya sekolah ini semakin baik. Banyak pembelajaran bagi anak-anak, guru, dan kami sebagai kepala sekolah,” ujarnya.
Saat ini, sekolah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada penyidik Polres Tangerang Selatan.
“Kami memberikan ruang bagi penyidik. Kami menunggu hasilnya, semoga ada titik terang,” kata dia.
Sesuai SOP
Frida Tesalonik mengungkapakan pihaknya sejak awal telah melakukan langkah penanganan sesuai prosedur.
Awalnya, lanjut Frida Tesalonik, tanggal 20 hari yang disebut-sebut terkait insiden, tidak ditemukan tanda-tanda kejadian mencurigakan di sekolah.
Ia menyampaikan saat itu sedang melakukan supervisi di kelas, dan proses pembelajaran berlangsung sangat baik.
Baca juga: Kasus Bully di SMPN 19 Tangsel, Menteri PPPA: Ini Tak Bisa Dibiarkan
"Tanggal 20 tidak ada apa-apa. Pembelajaran berjalan baik, gurunya menyajikan materi dengan bagus, menggunakan proyektor dan video pembelajaran. Anak-anak interaktif dan bergembira. Sampai saya selesai supervisi, tidak ada kejadian apa pun, termasuk saat jam istirahat,” ujar Frida Tesalonik kepada TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Selasa (18/11/2025).
Frida mengatakan, pernyataan tersebut diperkuat wali kelas, Citra, yang menurutnya melihat kondisi kelas baik-baik saja.
Sumber: Tribun Tangerang
| Kasus Bully di SMPN 19 Tangsel, Menteri PPPA: Ini Tak Bisa Dibiarkan |
|
|---|
| Awalnya Dikira Malas, Bocah di Palembang Ngaku Tak Sekolah karena Trauma Dibully |
|
|---|
| Kondisi Terakhir Siswa SMP Tangsel Korban Bullying sebelum Meninggal: Koma, Dirawat Seminggu Lebih |
|
|---|
| Marak Kasus Bully, Shyalimar Malik Teringat Kisah Pahit Jadi Korban Perundungan Saat SMP |
|
|---|
| Siswa SMP Tangsel Korban Bullying Meninggal, Pemkot Evaluasi & Perketat Pengawasan di Semua Sekolah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Pemakaman-siswa-SMP-Tangsel-korban-bully.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.