Sabtu, 22 November 2025

Jalan Tol Layang Cikunir–Karawaci, Infrastruktur Strategis Penghubung Timur–Barat Jabodetabek

Tol Layang Cikunir–Karawaci hadir sebagai solusi kemacetan, efisiensi logistik, dan katalis pertumbuhan ekonomi Jabodetabek.

Editor: Glery Lazuardi
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
ILUSTRASI JALAN TOL - Tol Layang Cikunir–Karawaci sepanjang 36 km, investasi Rp37 triliun untuk atasi kemacetan dan dorong ekonomi Jabodetabek 
Ringkasan Berita:
  • Tol layang sepanjang 36 km dari Cikunir hingga Alam Sutera.
  • Rp37 triliun dengan kapasitas 200 ribu kendaraan per hari.
  • Mempercepat distribusi barang dari kawasan industri Timur ke pusat bisnis Barat.
  • Menciptakan ribuan lapangan kerja dan pusat bisnis baru.
  • Kolaborasi pemerintah–swasta dengan dukungan investor nasional dan asing.

TRIBUNNEWS.COM - Pembangunan Tol Layang Cikunir–Karawaci sepanjang 36 kilometer dengan investasi Rp37 triliun digadang menjadi solusi strategis mengurai kemacetan Jabodetabek

Infrastruktur ambisius ini tidak hanya menambah kapasitas hingga 200 ribu kendaraan per hari, tetapi juga memperkuat efisiensi logistik dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru di kawasan metropolitan terbesar Indonesia.

Jalan Tol Layang Cikunir–Karawaci adalah proyek jalan tol layang baru yang direncanakan membentang dari Cikunir hingga Karawaci/Alam Sutera, dengan tujuan mengurangi kemacetan di koridor Bekasi–Jakarta–Tangerang serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Proyek tol layang Cikunir–Karawaci merupakan bagian dari rencana besar pengembangan jaringan jalan tol di Jabodetabek.

Titik awalnya berada di Cikunir, simpul pertemuan antara JORR dan Tol Jakarta–Cikampek, lalu berakhir di Alam Sutera/Karawaci.

Proyek ini digagas melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), melibatkan investor nasional maupun asing.

Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp26,15–37 triliun. Skema kontrak menggunakan DBFOMT (Design, Build, Finance, Operate, Maintain, Transfer). Pendanaan terdiri dari 30 persen ekuitas dan 70% utang.

Pimpinan Konsorsium PT. EII, Roestiandi Tsamanov mengatakan rencana pembangunan Jalan Tol Layang Cikunir Karawaci diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain dapat meningkatkan konektifitas dan efisiensi jalur logistik yang mendorong pertumbuhan ekonomi, proyek ini diharapkan berdampak menjadi katalis terciptanya pusat-pusat bisnis dan perdagangan baru 

“Sehingga dapat menciptakan ribuan lapangan kerja. Proyek ini sendiri juga akan membutuhkan kurang lebih 7.500 orang tenaga kerja sepanjang proyek berlangaung," kata Roestiandi Tsamanov

Hal tersebut disampaikan salah satu pimpinan Konsorsium PT. EII, Roestiandi Tsamanov usai bertemu Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, kepada awak media beberapa waktu lalu.

Tujuan pertemuan ini dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau BKPM adalah terkait dengan proyek jalan tol layang Cikunir Karawaci yang sedang kita kembangkan.

Proyek tersebut digagas melalui mekanisme kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).

Di mana akan melibatkan investor nasional dan investor asing sehingga proyek tersebut akan menciptakan investasi yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, menciptakan usaha dan lapangan kerja.

"Oleh karena itu kami melaporkan progres proyek kami dan memohon arahan dari bapak Menteri, dan Menteri menyampaikan dan menanggapi akan sangat mendukung," jelas Roestiandi.

Proyek jalan tol Cikunir Karawaci direncakan memiliki total 36 kilometer yang menghubungkan Transportasi lintas kota wilayah Timur dan Barat Jabodetabek, dari Cikunir sampai Alam Sutra yang dibangun di atas dan parallel dengan jalan tol dalam kota Jakarta yang sudah ada saat ini.

Dalam proyek ini akan dibagi menjadi tiga ruas yang pertama Cikunir Cawang yaitu ruas bagian Timur.

Lalu Cawang Tomang itu ruas bagian Tengah, dan Tomang Alam Sutra itu ruas bagian Barat. Proyek ini akan diproyeksikan akan menampung sebanyak 200 ribu mobil per hari saat proyek sudah mulai full operasional.

"Nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol ini Rp 37 triliun dan investasi ini akan meningkatkan konektivitas dan logistik sehingga membantu pertumbuhan ekonomi menciptakan peluang-peluang usaha baru serta menciptakan ribuan lapangan kerja," kata dia.

Proyek ini akan dikembangkan oleh PT Earth Investment Indonesia (‘EII’) dan konsorium nya yang dipimpin oleh tim yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan proyek infrastruktur salah satunya tol Cikopo-Palimanan (Cipali). 

PT EII akan menggandeng beberapa calon investor multinasional yang memiliki komitmen dan rekam jejak kuat dalam proyek infrastruktur jalan tol berskala besar.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat sisi pembiayaan, transfer teknologi, dan mempercepat proses konstruksi.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved