Pemain Sirkus dan Kehidupannya
Sejak Kecil Tak Tahu Asal-usulnya, 60 Pemain Sirkus OCI Tuntut Pembukaan Identitas ke Taman Safari
Imbas hidup tertutup di lingkungan sirkus, 60 mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menuntut adaya pembukaan identitas asli mereka.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kuasa Hukum mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), Muhammad Sholeh, mengungkap tuntutan yang dilayangkan kliennya kepada Taman Safari.
Salah satu tuntutan utamanya adalah desakan untuk membuka identitas asli dari 60 mantan pemain sirkus.
Hal ini dinilai penting karena para pemain sirkus OCI ini mayoritas tak tahu asal-usul mereka.
Terlebih sejak kecil mereka hidup dengan tertutup dalam lingkungan sirkus.
"Satu, buka asal-usul 60 mantan pemain sirkus ini," kata Sholeh, dilansir Kompas.com, Minggu (20/4/2025).
Sholeh juga menegaskan pembukaan identitas 60 mantan pemain sirkus OCI ini harus dilakukan.
"Ini tidak bisa tidak," lanjutnya.
Tak hanya itu, para pemain sirkus OCI juga menuntut adanya pembentukan tim investigasi independen.
Tim investigasi itu nantinya bertugas meneliti langsung lokasi-lokasi Taman Safari di Indonesia, termasuk di Cisarua (Bogor), Prigen (Jawa Timur), dan Gianyar (Bali).
Pasalnya menurut pengakuan para pemain sirkus OCI, di Taman Safari terdapat bunker.
Lalu, terdapat rumah yang berada di bawah tanah, di mana para pemain sirkus OCI tinggal di sana.
Baca juga: Nestapa Butet Jadi Pemain Sirkus OCI sejak Usia 4 Tahun, Dipukul Jadi Makanan Sehari-hari
Rumah bawah tanah itu juga diakui sebagai tempat penyiksaan mereka.
"Bentuk tim investigasi supaya bisa mendatangi lokasi Taman Safari. Menurut teman-teman di sana itu ada bunker."
"Rumahnya itu ada di bawah tanah, tempat mereka tinggal di situ lah tempat penyiksaan. Itu berdasarkan pengakuan (korban)," tegas Sholeh.
Pendiri OCI Sebut Ambil dari Panti Asuhan di Kalijodo
Pendiri OCI, Tony Sumampau, mengklaim beberapa anak yang dibawa ke OCI sejak kecil, memang berasal dari panti asuhan Kalijodo.
Pehambilan itu, kata dia, dengan alasan kebaikan orang tuanya yang ingin menolong anak-anak terlantar.
"Orang tua itu suka menampung anak, jadi dari bayi entah anaknya siapa itu, ternyata waktu saya tanya 'ini anak dari mana?', katanya anak dari panti asuhan."
"'Panti asuhannya di mana?', 'di daerah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang uang untuk panti asuhan'," kata Tony dalam bincang bersama media, di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
Tony menjelaskan, anak-anak ini dibesarkan oleh keluarganya hingga berusia 6-7 tahun, dan kemudian dilatih untuk menjadi pemain sirkus.
Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Eks Pemain Sirkus, Ungkap Ada Bunker Penyiksaan di Taman Safari
Ia juga menanggapi tuduhan penculikan yang sempat mencuat, dengan menyebut banyak dari anak-anak tersebut berasal dari hubungan gelap, yang membuat identitas mereka kabur.
"Setahu saya itu anak-anak dari hubungan gelap. Bapaknya pasti enggak ada yang tahu, ibunya pasti tahu, panti asuhan tahu."
"Tapi bapaknya pasti gak tahu, karena anak itu kan anak, kita hanya enggak enak kalau bicara melukai hati anak-anak itu," ucap Tony.
"Tapi memang kejadiannya seperti itu. Saya kira kalau memang Ibu/Bapak mau ngecek pasti ketemu lah di Kalijodo itu. dulu ya," imbuh dia.
Mantan Pemain Sirkus OCI Mengaku Alami Penyiksaan
Kasus ini mencuat setelah sejumlah mantan pemain sirkus OCI, seperti Vivi, menceritakan pengalaman mereka yang penuh penderitaan.
Vivi, yang mengaku tidak tahu siapa orang tuanya sejak kecil, menyatakan ia dipaksa bekerja sebagai pemain sirkus di Taman Safari Indonesia, bahkan mendapatkan penyiksaan fisik.
"Saya dipukuli dan dipaksa latihan tengah malam, hingga akhirnya nekat kabur," ujar Vivi dengan suara bergetar saat menceritakan pengalamannya yang mencekam.
Vivi akhirnya kabur ke hutan, hanya untuk ditangkap dan dibawa kembali oleh Frans Manansang, pendiri Taman Safari Indonesia, yang juga dikenal sebagai keluarga pemilik OCI.
Beberapa mantan pemain sirkus mengaku alami penyiksaan dan eksploitasi; yang disebut-sebut berasal dari salah satu panti asuhan di Kalijodo, Jakarta Utara.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Ibriza Fasti Ifhami)(Kompas.com/Wahyu Wachid Anshory)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.