Martin Manurung Sebut Pernyataan Ephorus HKBP soal TPL Bukan Untuk Diperdebatkan
Legislator Partai NasDem ini juga pernah meminta Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan audit lingkungan
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan tertinggi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan menyerukan penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Seruan ini mendapat banyak dukungan masyarakat.
Namun tidak sedikit pula yang menilai bahwa pernyataan tersebut bernuansa politis.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Martin Manurung menilai yang disampaikan Ephorus merupakan suara kenabian yang harus digumulkan dan didoakan, bukan lantas diperdebatkan atau dicurigai.
“Beliau adalah Gembala yang terpilih untuk memimpin jutaan jemaat HKBP. Dan jemaat HKBP paling banyak tinggal dan hidup di kawasan Danau Toba. Sangat wajar dan pantas beliau menyampaikan suara kenabian itu,” ujar Martin kepada wartawan, Minggu (11/5/2025).
Legislator Partai NasDem ini juga pernah meminta Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan audit lingkungan terhadap TPL ini, mengimbau agar masyarakat turut mendoakan suara kenabian yang disampaikan Ephorus.
Sebab, menurutnya, suara kenabian itu memang tidak dapat menyenangkan seluruh insan.
“Tolong semua pihak, daripada memperdebatkan pernyataan tersebut, lebih baik membawa dalam doa, serta menjadikan koreksi setiap umat untuk perbaikan ke depannya,” ungkapnya.
Martin Manurung sebelumnya pernah meminta pemerintah segera turun tangan menyelesaikan konflik yang terjadi antara PT TPL dengan masyarakat adat Nagasaribu Siharbangan di Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara.
Selain itu, Martin juga pernah memfasilitasi pendampingan hukum terhadap Kepala Desa di Tapanuli Utara yang dilaporkan Kepolisian karena dituduh merusak kawasan konsesi TPL.
Dikutip dari Kompas.TV, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, menyerukan penutupan operasional PT TPL.
Seruan ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan moral dan tanggung jawab sosial atas kerusakan lingkungan serta konflik sosial yang dinilai sudah berlangsung selama lebih dari tiga dekade di kawasan Tano Batak.
Seruan yang disampaikan dalam press release resmi bertanggal 7 Mei 2025 itu langsung mendapat sambutan positif dari dua tokoh Batak nasional, yakni Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Maruarar Sirait.
Keduanya menegaskan pentingnya pelestarian lingkungan dan penguatan ekonomi rakyat berbasis keharmonisan alam dan budaya.
Dalam pernyataannya, Ephorus HKBP menilai bahwa keberadaan PT TPL telah memicu berbagai bentuk krisis, mulai dari kerusakan ekosistem, pencemaran lingkungan, hingga konflik sosial yang berkepanjangan.
Potensi Bisnis Penyimpanan Karbon Besar, tapi Perlu Dukungan Perizinan |
![]() |
---|
Kementerian Lingkungan Hidup: Perubahan Perilaku, Kunci Atasi Krisis Sampah Plastik |
![]() |
---|
Temuan Pelanggaran Lingkungan di Kawasan Nikel Morowali, IMIP Siap Ikuti Arahan KLH |
![]() |
---|
Rayakan Ulang Tahun Ke-7, Maxim Gandeng KLH Tanam 700 Bibit Bakau |
![]() |
---|
Menteri LH Siapkan Rencana Pemulihan Ekologis Raja Ampat di Wilayah Terdampak Aktivitas Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.