Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Dorong Kolaborasi Program Mitra Dapur MBG, Gerakan Sosial Diharapkan Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Solo sendiri menunjukkan kesiapan luar biasa. Saat ini terdapat lebih dari 400 lembaga PAUD, 230 SD, 80 SMP, serta 80 SMA/SMK aktif yang menjadi targe

Penulis: willy Widianto
Tribunnews.com/Handout
MAKAN BERGIZI GRATIS - Direksi Ralali Group dan jajaran stakeholder dalam pemaparan kolaborasi Program Mitra Dapur MBG dan stakeholder di Solo, Jawa Tengah, belum lama ini. Dari kolaborasi ini diharapkan tercipta 1,5 juta lapangan kerja.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akses terhadap makanan bergizi dan peluang kerja yang layak masih menjadi dua persoalan besar yang saling berkaitan di banyak wilayah Indonesia. Ketika anak-anak tumbuh dalam kekurangan gizi, potensi masa depan bangsa ikut tergerus. Di saat yang sama, banyak keluarga, khususnya perempuan, masih kesulitan mencari sumber penghasilan yang stabil dan bermakna. 

Dari realitas inilah, sebuah gerakan sosial berbasis kolaborasi lahir di Kota Solo, Jawa Tengah.

Ralali Group menggagas langkah strategis bersama para pemangku kepentingan di Solo untuk memperluas jangkauan Program Mitra Dapur Makan Bergizi (MBG). Acara ini menghadirkan lebih dari 100 pengusaha lokal, dan mempertemukan peran kunci antara sektor swasta, pemerintah daerah, serta organisasi lokal, termasuk HIPMI Solo yang mendapat penugasan dari Walikota Solo untuk mendukung akselerasi kebutuhan dapur MBG.

Dari kolaborasi tersebut diharapkan tercipta lapangan kerja baru bagi masyarakat.

“Dengan 30.000 dapur dan kurang lebih 50 tenaga kerja per dapur, kita dapat menciptakan 1,5 juta lapangan kerja. Ini adalah dampak langsung yang bisa kita rasakan dari program MBG,” ujar Jermia Eka Leksana, dari Divisi Kemitraan Percepatan Mitra MBG, Ralali Group, Rabu (21/5/2025).

Solo sendiri menunjukkan kesiapan luar biasa. Saat ini terdapat lebih dari 400 lembaga PAUD, 230 SD, 80 SMP, serta 80 SMA/SMK aktif yang menjadi target penerima manfaat. Di sisi pendukung layanan kesehatan, terdapat 17 puskesmas dan sekitar 20 rumah sakit di lima kecamatan. Belum lagi, lebih dari 11.000 UMKM aktif dan 297 koperasi yang menjadikan Solo ekosistem subur bagi distribusi bahan pangan lokal. Namun, dari sisi penyediaan dapur MBG, baru sekitar 10 persen dari total kebutuhan yang terpenuhi. Diperlukan setidaknya 30 dapur tambahan untuk mengejar target jangka pendek.

Baca juga: DPR Disarankan Panggil Hashim Djojohadikusumo Agar Bisa Jelaskan Lebih Detail Program 3 Juta Rumah

Program Mitra Dapur MBG sendiri dirancang terbuka. Tidak hanya pelaku kuliner yang bisa terlibat. Mereka yang memiliki properti, modal, maupun komitmen sosial dapat bergabung dan menjadi bagian dari solusi.

Dengan skema berbagi hasil yang transparan dan berbasis keberlanjutan, program ini menyentuh isu gizi, penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendukung target SDGs dan Indonesia Emas 2045.

“Dengan makanan bergizi, kita ikut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui SDM yang unggul untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” tutup Jermia.

Melalui kolaborasi lintas sektor, dengan Ralali sebagai mitra teknologi dan operasional, dan HIPMI Solo sebagai mitra lokal yang menjembatani komunitas usaha daerah, inisiatif ini diharapkan jadi model keberhasilan yang bisa direplikasi di berbagai kota lain.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan