Indo Defence 2025, Momentum Sinergi Teknologi Pertahanan dan Penguatan SDM Nasional
Ajang Indo Defence 2025 yang digeler Kementerian Pertahanan menjadi momentum penting memperkuat sinergi dalam pengembangan sumber daya manusia.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajang Indo Defence 2025 yang digeler Kementerian Pertahanan menjadi momentum penting memperkuat sinergi dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, khususnya di bidang teknologi bahan peledak dan otomatisasi sistem peledakannya.
Salah satu teknologi yang tengah dikembangkan adalah Senjata Lawan Tank (SLT) Latih—sistem senjata berukuran kecil dan ringan yang dirancang untuk keperluan pelatihan militer.
Roket SLT ditembakkan melalui peluncur (launcher) yang dapat digunakan berulang kali, menjadikannya solusi yang efisien untuk latihan tembak.
SLT Latih telah menunjukkan performa menjanjikan dengan kemampuan melaju lurus hingga 600 meter, melebihi ekspektasi awal. Pengembangan produk ini kedepannya adalah Guided Missile sebelum menjadi Smart Missile buatan Indonesia.
Dalam mengembangkan hal tersebut, perusahaan teknologi pertahanan swasta nasional Hariff Defense dan BUMN pertahanan Indonesia PT Dahana pun menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kekuatan pertahanan nasional melalui kolaborasi strategis lintas sektor.
Adapun, Hariff Defense merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sistem kontrol, telekomunikasi, dan teknologi pertahanan, sedangkan Dahana bergerak di bidang bahan layanan bahan peledak terpadu.
“Kolaborasi ini mencerminkan bahwa kami, anak bangsa, berkomitmen penuh untuk memperkuat pertahanan nasional lewat sinergi antara perusahaan swasta nasional dan BUMN,” kata President Director PT Hariff Dipa Persada (Hariff Defense), Adi Nugroho, Kamis (12/6/2025).
Melalui kolaborasi ini, Adi berharap kedua belah pihak terus berkomitmen untuk menciptakan ekosistem industri pertahanan yang mandiri, aman, dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, kerja sama ini diharapkan menjadi fondasi awal dalam pengembangan teknologi bahan peledak yang lebih canggih, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia nasional.
“Menghadapi tantangan strategis pertahanan di masa mendatang,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa perang bukanlah pilihan yang diinginkan oleh bangsa yang beradab. Namun, kesiapsiagaan pertahanan tetap menjadi syarat mutlak bagi bangsa yang ingin menjaga kedaulatannya.
Hal itu disampaikan Prabowo saat membuka Indo Defence 2025 Expo and Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Prabowo mengungkap pentingnya penguasaan teknologi dan kesiapan militer di tengah ketidakpastian global.
“Tidak ada bangsa yang waras yang menghendaki perang. Perang adalah kegiatan manusia yang destruktif, menimbulkan kehancuran. Tapi sejarah mengajarkan kita, bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri, biasanya kehilangan kedaulatannya,” ujar Prabowo.
Menurutnya, bangsa Indonesia harus belajar dari sejarah masa lalu saat penjajahan. Ratusan tahun lamanya, rakyat Indonesia hidup dalam tekanan, kekayaannya dirampas, dan budayanya dipinggirkan.
Baca juga: Indo Defence 2025, Perusahaan Uni Emirat Arab Teken MoU dengan GMF di Bidang MRO Pesawat e-Vtol
Oleh sebab itu, kata Prabowo, pertahanan adalah pilar utama dalam menjaga kemerdekaan dan kesejahteraan.
Soal Kopdes Merah Putih, Komisi XI Tekankan Pentingnya Skema Pendanaan dan Mitigasi Kebocoran |
![]() |
---|
Pembentukan 80 Ribu Koperasi Merah Putih Dinilai Upaya Pemerintah Perkuat Ekonomi Kerakyatan |
![]() |
---|
Deddy Sitorus Respons soal Prabowo Klaim PDIP-Gerindra Kakak Adik: Hanya Sinyal Hubungan Psikologis |
![]() |
---|
Prabowo Sebut PDIP dan Gerindra Kakak Adik, Said Abdullah: Jangan Dimaknai Transaksional |
![]() |
---|
Prabowo Klaim Angka Pengangguran di RI Turun, Menaker Yassierli: Itu Berdasarkan Data BPS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.