Sabtu, 27 September 2025

Penebalan Bansos Rp11,93 Triliun Dianggap Efektif dan Tepat Sasaran, Pengamat Beri Apresiasi

Penggunaan DTSEN dalam penyaluran bansos dipandang menjadi salah satu langkah maju pemerintah dalam memastikan ketepatan sasaran dan transparansi.

Tribunnews/Herudin
ILUSTRASI PENYALURAN BANSOS - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan meyakini penyaluran bantuan sosial akan lebih tepat sasaran. Penyaluran bantuan sosial ini akan mengandalkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang sudah diperbaru Tribunnews/Herudin 

Pemutakhiran data ini juga dikonfirmasi oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Ia menyebut Kemensos pun melakukan ground checking atau pengecekan langsung di lapangan untuk menemukan kesalahan sasaran atau inclusion/exclusion errors

Gus Ipul juga menyampaikan pemutakhiran data tersebut bukan hanya memastikan bansos tepat sasaran, tapi juga berpotensi menghemat anggaran negara sebesar Rp14,4 hingga 17,9 triliun. 

“Sejak awal, Presiden memerintahkan agar dilakukan konsolidasi data secara nasional. Kami bekerja sama dengan BPS dan BPKP untuk memastikan hanya mereka yang benar-benar berhak yang mendapatkan bantuan," jelas Gus Ipul.

Senada dengan itu, Amalia menegaskan BPS juga melakukan pembersihan data terhadap kesalahan sasaran atau inclusion error. Dengan berbasis data yang lebih akurat, Amalia berharap program bansos dapat lebih tepat sasaran serta berkontribusi sebagai stimulus ekonomi nasional pada triwulan II-2025 ini.

“Dengan menggunakan data tunggal sosial ekonomi nasional ini, tentunya bansos yang nanti digulirkan di triwulan II (2025) dan juga untuk mendorong sebagai salah satu program stimulus ekonomi, ini akan menjadi lebih tepat sasaran,” pungkas Amalia.

Komitmen Serius Pemerintah soal Penyaluran Bansos

Penggunaan DTSEN dalam penyaluran bansos juga mendapat apresiasi dari beberapa pengamat, termasuk Josua. Ia menyebut DTSEN menjadi salah satu langkah maju pemerintah dalam memastikan ketepatan sasaran dan transparansi. 

“Melalui integrasi data sosial ekonomi yang terpusat dan terkelola secara baik, bansos dapat disalurkan secara lebih akurat kepada kelompok yang paling membutuhkan. Hal ini terbukti dari meningkatnya ketepatan dalam identifikasi penerima manfaat, yang memungkinkan bantuan mencapai keluarga dengan kondisi ekonomi yang rentan secara lebih tepat waktu,” tambah Josua. 

Dengan demikian, masih kata Josua, DTSEN tidak hanya meminimalisir potensi kebocoran, tetapi juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran negara dalam menanggulangi kemiskinan dan dampak sosial-ekonomi akibat tekanan global.

Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa sistem DTSEN memiliki kredibilitas dan potensi keberlanjutan yang sangat baik sebagai fondasi jangka panjang penyaluran bansos. 

“Kredibilitas sistem ini dibangun melalui transparansi data, keterbukaan informasi, serta koordinasi antar instansi pemerintah yang makin baik. Pemerintah menunjukkan komitmen serius dengan menjaga pembaruan data secara rutin serta responsif terhadap dinamika sosial ekonomi masyarakat,” jelasnya. 

Dengan konsistensi dan integritas dalam pengelolaan data DTSEN ke depannya, Josua yakin fondasi sistem ini akan makin kuat dan dipercaya oleh masyarakat. 

“DTSEN yang menunjukkan efektivitas tinggi ini dapat mendukung kredibilitas pemerintah, sehingga stimulus bansos Rp11,93 triliun menjadi tepat sasaran dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tutup Josua. (*)

Baca juga: Kemenkeu Klaim Konflik Iran-Israel Belum Berdampak Terhadap Ekonomi Indonesia

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan