Minggu, 7 September 2025

PPATK Temukan Dugaan Judi dan Terorisme di Rekening Bansos, Apa Tanggapan DPR?

PPATK menemukan penyalahgunaan rekening penerima bantuan sosial untuk transaksi judi online dan bahkan diduga mendanai jaringan terorisme.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda
ILUSTRASI JUDI ONLINE - Penangkan bos judi online Higgs Domino di Pekanbaru diringkus, omset capai Rp3,6 miliar. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi didesak segera mengambil tindakan tegas menyusul temuan terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal penyalahgunaan rekening penerima bantuan sosial (bansos) yang digunakan untuk transaksi judi online dan bahkan diduga mendanai jaringan terorisme.

“Aparat hukum jangan hanya mengandalkan pemblokiran rekening. Harus dilakukan investigasi mendalam. Telusuri aliran dana, identifikasi sindikat, dan beri sanksi hukum kepada pelaku," kata anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka kepada Tribunnews.com, Jumat (11/7/2025).

PPATK sebelumnya mengungkapkan, lebih dari 571.000 rekening penerima bansos terindikasi digunakan untuk transaksi judi daring dengan nilai hampir Rp 1 triliun, sementara lebih dari 100 NIK ditemukan mencurigakan terkait pendanaan terorisme

Martin mengatakan, temuan tersebut menunjukkan adanya kebocoran serius dalam sistem verifikasi dan pendataan penerima bansos. 

"PPATK, BNPT, Kemensos, dan aparat penegak hukum harus duduk bersama. Jangan hanya diblokir, tetapi juga diusut tuntas, baik penerima, alur dananya, maupun jaringannya,” ujarnya.

Martin menilai, penyalahgunaan bansos tidak bisa hanya disikapi dengan pendekatan administratif seperti pemblokiran rekening. 

Dia menegaskan, apabila ditemukan unsur pidana, maka proses hukum harus berjalan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Baca juga: Pakar Soroti Situs Milik Pemerintah dan Kampus Berubah Jadi Website Judi Online: Sangat Rentan

Lebih lanjut, Martin menambahkan bahwa ini merupakan momentum penting untuk membersihkan sistem bansos dari potensi penyimpangan.

“Negara tidak boleh kalah oleh sindikat. Penegakan hukum harus berjalan sampai ke akarnya, tanpa pandang bulu,” imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan