Sudirman Said Klaim Jokowi Kewalahan Hadapi Riza Chalid dan Setnov di Kasus 'Papa Minta Saham'
Sudirman Said menyebut Jokowi sempat kewalahan dalam menghadapi Setnov dan Riza Chalid dalam kasus 'papa minta saham'.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), mengaku sempat bingung cara menghadapi pengusaha Riza Chalid dan mantan Ketua DPR, Setya Novanto dalam kasus 'papa minta saham' pada tahun 2015.
Hal itu berawal ketika Sudirman Said dipanggil ke Istana Negara oleh Jokowi terkait terseretnya Setya Novanto dalam salah satu skandal politik di Indonesia tersebut.
Pada awal pertemuan, dia mengungkapkan gestur Jokowi sudah marah kepada Sudirman Said.
Dia menceritakan saat itu, Jokowi langsung bertanya ke Sudirman soal orang yang melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait kasus 'papa minta saham'.
PadahalĀ yang melaporkan adalah Sudirman Said dengan menyerahkan rekaman pembicaraan Setya Novanto atau Setnov dengan Riza Chalid, serta Direktur PT Freeport saat itu, Maroef Sjamsoeddin, ke MKD.
"Gesturnya (Jokowi) sudah tidak bersahabat. Begitu duduk, beliau menutup mulut begini, (Jokowi berkata) 'Ini terang-terangan saja, siapa di balik ini semua (pelaporan Setya Novanto ke MKD)," katanya dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Rabu (16/7/2025).
Kasus 'papa minta saham' merupakan skandal politik yang menyeret Jokowi karena namanya dicatut dalam percakapan antara Setnov, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin, untuk meminta saham PT Freeport.
Selain Jokowi, nama Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu masih menjabat sebagai Menkopolhukam turut dicatut.
Bahkan, berdasarkan rekaman yang diberikan Sudirman ke MKD, Setnov menyebut nama Luhut sebanyak 66 kali.
Baca juga: Mengingat Kasus Papa Minta Saham, Disinggung Pihak Haris-Fatia di Sidang, Luhut: Kenapa Diulang Lagi
Namun, dalam pengakuannya, Luhut membantah terlibat dalam skandal politik yang terjadi di era kepemimpinan Jokowi jilid pertama tersebut.
Kembali lagi ke kemarahan Jokowi di Istana, Sudirman pun mengakui bahwa dirinyalah yang mengirim rekaman percakapan itu ke MKD.
Dia lantas menjawab bahwa tidak ada pihak lain yang menyuruhnya untuk mengirim rekaman tersebut.
Sudirman juga menjelaskan bahwa diberikannya rekaman tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan ke Jokowi dan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla (JK).
"Pak Presiden, tidak ada yang memerintahkan ini. Ini adalah murni tanggung jawab saya sebagai profesional yang ditugasi membersihkan sektor ini."
"Dan seluruh langkah-langkah ke MKD, ke KPK, itu sudah konsultasi dengan Pak Presiden dan Wakil Presiden," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.