Ijazah Jokowi
Mantan Rektor UGM Tak Tahu Komentarnya soal Ijazah Jokowi Direkam, Berujung Ada Ancaman
Sofian Effendi mengaku tidak tahu bahwa komentarnya soal ijazah Jokowi direkam. Kini dia meminta di-takedown setelah adanya ancaman
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Sofian Effendi, mengaku tidak mengetahui pernyataannya terkait ijazah mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), dalam wawancara bersama ahli digital forensik sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Risman Sianipar, akan direkam.
Sofian memang sempat diwawancarai oleh Rismon pada Rabu (16/7/2025) dan ditanya terkait keabsahan ijazah Jokowi.
Adapun wawancara itu ditayangkan di kanal YouTube Langkah Update secara siaran langsung atau live.
Dalam pernyataannya, dia menyimpulkan ijazah Jokowi tidak sah karena menurut temuannya, skripsi mantan Wali Kota Solo itu tidak pernah diujikan.
Setelah viral, Sofian pun akhirnya mencabut pernyataannya itu dan meminta maaf kepada UGM yang tertuang dalam secarik kertas pada Kamis (17/7/2025).
Sementara, berdasarkan pengakuan terbarunya, Sofian mengaku tidak mengetahui momen pertemuannya dengan Rismon akan direkam.
Baca juga: Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Tak Sadar Ucapannya soal Ijazah Jokowi Diunggah: Ini Tidak Pantas
Rismon, kata Sofian, hanya mengajak untuk melakukan telekonferensi bersama alumni UGM lainnya terkait kebebasan akademik.
"Mereka hanya bilang, ini kita ngomong-ngomong dengan para alumni dari kota lain. Memang ada mantan murid saya dulu dari Aceh, kemudian Kalimantan yang berhubungan di situ. Itu pembicaraan orang dalam lah," kata Sofian dikutip dari Tribun Jogja, Jumat (18/7/2025).
Sofian mengaku tidak tahu percakapannya itu dibingkai untuk mengomentari terkait kasus ijazah Jokowi.
Dia juga mengira percakapan dengan Rismon dan alumni UGM lainnya hanya diperuntukkan bagi internal saja dan tidak dipublikasikan secara luas.
Menurutnya, seluruh pernyataannya tersebut tidak layak untuk dikonsumsi publik.
"Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik)," tegasnya.
Sofian pun meminta maaf kepada Rektor UGM saat ini, Ova Emilia, atas pernyataannya tersebut.
Dia menegaskan tidak ingin ada perseteruan antara dirinya dan Ova buntut komentar soal kasus ijazah Jokowi.
"Saya tidak ingin diadu dengan Prof. Ova. Itu tidak baik. Bagaimanapun, saya adalah anggota organisasi UGM," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.