Minggu, 10 Agustus 2025

Pesawat Latih Jatuh di Bogor

Kiprah Heroik Marsma Fajar Adriyanto, Penerbang F-16 yang Halau Jet Tempur AS di Insiden Bawean

Kepergian Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar TNI AU.

Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
KECELAKAAN PESAWAT - Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto gugur dalam kelakaan pesawat latih FASI di Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 3 Agustus 2025. 

Indonesia mengirim nota protes diplomatik kepada Amerika Serikat.

Insiden diselesaikan melalui komunikasi bilateral, tanpa eskalasi militer lebih lanjut. 

Insiden Bawean menjadi catatan penting dalam sejarah pertahanan udara Indonesia, menunjukkan kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara nasional. 

Marsma Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan penerbang F-16 Fighting Falcon.

Selain menjabat sebagai Kadispensau, ia juga pernah menjabat sebagai Kapus Potdirga, posisi strategis dalam pembinaan potensi dirgantara nasional.

Namun tak ada yang bisa menduga, pagi ini menjadi akhir dari pengabdiannya. Saat melaksanakan kegiatan olahraga dirgantara musibah terjadi.

Pesawat jenis microlight dengan registrasi PK-S216 yang diterbangkannya terjatuh di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 09.00 WIB.

“Selamat jalan, Bangda. Jasamu untuk TNI AU dan bangsa ini tak akan pernah kami lupakan,” tutur Iwan Septiawan.

Karier Militer Marsma Fajar di TNI AU:

  • Penerbang tempur F-16 Fighting Falcon
  • Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) (2019–2020)
  • Kapuspotdirga dan Aspotdirga Kaskoopsudnas
  • Kapoksahli Kodiklatau sejak Desember 2024

Kondisi pesawat baik

Pesawat latih milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang jatuh di Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu pagi, 3 Agustus 2025, disebut dalam kondisi baik.

Pesawat ringan jenis olahraga dengan nomor registrasi PK-S216 itu lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, sekitar pukul 09.00 WIB untuk menjalani latihan rutin.

Tak lama setelah mengudara, pesawat dilaporkan berputar-putar rendah di atas Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, sebelum akhirnya jatuh di ladang dekat Tempat Pemakaman Umum Astana.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana, menyatakan bahwa pesawat telah melalui prosedur pengecekan sebelum terbang.

“Pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus,” ujarnya.

Namun, tak sampai satu jam setelah lepas landas, pesawat menghantam tanah dengan suara gemuruh yang terdengar hingga pemukiman warga.

Baca juga: Gugur di Kokpit Sipil: Marsma Fajar, Jenderal yang Tetap Terbang Sendiri

“Saya lihat pesawat itu miring, coba naik lagi, tapi tiba-tiba jatuh,” kata Enjat Sudrajat, warga yang menjadi saksi mata.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan