Menteri PPPA Khawatir soal Game Roblox, Berpeluang Tingkatkan Kekerasan pada Anak-anak
Ia menyebut, hampir semua kekerasan yang dialami oleh anak-anak dan dilakukan oleh anak-anak bersumber dari gadget.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menyatakan, kekhawatirannya saat anak-anak bermain Roblox.
Roblox bukanlah game melainkan platform yang memungkinkan siapa pun membuat, berbagi, dan memainkan berbagai jenis permainan.
Baca juga: KPAI Setuju Mendikdasmen Larang Anak-anak Main Roblox: Dampaknya Cenderung Negatif
Berdasarkan keterangan di Google Play, game ini dianjurkan untuk anak berusia 12 tahun ke atas.
Dia berharap, orang tua bisa melakukan pengawasan kepada anak-anak saat menggunakan gadget.
Ia menyebut, hampir semua kekerasan yang dialami oleh anak-anak dan dilakukan oleh anak-anak bersumber dari gadget.
"Ini bahaya yang mengintai anak-anak. Kecanggihan teknologi di dunia digital ini satu sisi memang sangat positif tetapi satu sisi bila orang tua tidak bisa mengawasi anak-anak maka akan ada dampak negatif," kata dia saat ditemui di kantor KemenPPPA, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2026)
Di sisi lain ujar Arifah, pemerintah terus mendorong Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP TUNAS).
Diketahui, peraturan ini mengatur kewajiban penyelenggara sistem elektronik untuk mengedepankan prinsip perlindungan anak, mulai dari tahap perancangan sistem, pengelolaan data pribadi anak, mekanisme pelaporan konten berbahaya, hingga penyediaan fitur dan layanan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan tumbuh kembang anak.
"Mudah-mudahan nanti bisa memberikan keputusan batasan usia anak dalam menggunakan media sosial," harap Arifah.
Baca juga: Mendikdasmen Larang Game Roblox, Wamenkomdigi: Semangatnya Untuk Lindungi Anak
Apa Dampak Bermain Roblox?
Mengutip dari The Guardian, mengungkap anak-anak dengan mudah menemukan konten yang tidak pantas dan berinteraksi tanpa pengawasan dengan orang dewasa di platform game Roblox.
Penelitian ini muncul setelah para orang tua mengungkapkan kekhawatiran serius mereka tentang anak-anak yang mengalami kecanduan, melihat konten yang traumatis, dan didekati oleh orang asing di situs web dan aplikasi itu.
Roblox mengakui anak-anak yang menggunakan platformnya mungkin terpapar konten berbahaya dan "aktor jahat".
Roblox menyatakan sedang berupaya keras untuk memperbaiki hal ini, tetapi kolaborasi di seluruh industri dan intervensi pemerintah diperlukan.
Sebagian konten dikembangkan oleh Roblox, tetapi lainnya adalah buatan pengguna.
Pada tahun 2024, platform ini memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian, diperkirakan 40 persen di antaranya berusia di bawah 13 tahun.
Dalam investigasi yang dibagikan kepada Guardian, pakar perilaku digital Revealing Reality menemukan sesuatu yang sangat mengganggu dimana ada kesenjangan yang meresahkan antara tampilan Roblox yang ramah anak dan realitas yang dialami anak-anak di platform tersebut.
Revealing Reality menciptakan beberapa akun Roblox, mendaftarkannya kepada pengguna fiktif berusia lima, sembilan, 10, 13, dan 40 tahun ke atas.
Selain Ketahanan Energi, Pertamina Patra Niaga Kembangkan Inovasi Sosial Lewat Program Ini |
![]() |
---|
KAI Commuter Perkuat Komitmen dalam Penanganan Kekerasan Seksual di Transportasi Umum |
![]() |
---|
Bos Tempat Karaoke di Nganjuk Ditahan Gara-gara Aniaya Pacar, Diancam Hukuman 32 Bulan Penjara |
![]() |
---|
Daftar 100 Games di Roblox, Jutaan Permainan Digital yang Disebut Berbahaya oleh Mendikdasmen |
![]() |
---|
Orang Tua Harus Waspada, Ini 5 Jenis Games Roblox yang Tak Boleh Diakses Anak-anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.