Abolisi dan Amnesti dari Presiden RI
Titik Mula Keretakan Hubungan Tom Lembong dan Jokowi Terungkap, Lockdown Covid-19 dan Kampanye
Tom Lembong membongkar penyebab keretakan hubungannya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi)
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Endra Kurniawan
Menurut Tom, perbedaan pandangan mulai muncul di awal pandemi Covid-19 pada 2020.
Ia mengaku terkejut dengan sikap Jokowi yang menolak kebijakan lockdown, padahal konsensus teknokratis saat itu mendukung lockdown untuk memutus rantai penularan virus.
“Saya mengenal Pak Jokowi sebagai orang yang sangat realistis dan pragmatis, mengikuti arah teknokratis. Tapi saat itu, beliau justru melawan lockdown,” ujar Tom.
Ia menyebut momen ini sebagai titik di mana mereka “mulai berjarak, tapi tetap baik.”
Meski demikian, Tom menegaskan bahwa hubungannya dengan Jokowi tetap terjalin dengan baik setelah ia meninggalkan kabinet.
Hingga 2023, komunikasi masih berlangsung, termasuk saat Tom diminta menulis pidato untuk Jokowi dan menerima undangan acara pernikahan putra Jokowi, Kaesang Pangarep, di Solo.
“Setiap Idul Fitri, saya masih masuk dalam daftar orang yang dikirimi makanan oleh Pak Presiden sampai 2023,” kenangnya.
Titik puncak keretakan hubungan terjadi ketika Tom resmi bergabung dengan tim kampanye Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024.
“Mungkin kita langsung berseberangan dari segi kepentingan politik,” ungkap Tom.
Dirinya mengaku tidak mengetahui perasaan pribadi Jokowi atau keluarganya, namun dari sisinya, ia tetap merasa bersyukur atas pengalaman bekerja bersama Jokowi.
Baca juga: Menelisik Manuver Tom Lembong Laporkan Hakim ke Bawas MA dan KY, Pakar: Ini Bukan Serangan Balik
Tom Lembong dan Kasusnya
Thomas Trikasih Lembong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971. Ia adalah seorang ekonom, bankir investasi, dan politikus Indonesia yang memiliki karier cemerlang di sektor keuangan dan pemerintahan.
Tom menghabiskan masa kecilnya di Jerman hingga usia 10 tahun, sebelum melanjutkan pendidikan di Sekolah Regina Pacis, Jakarta.
Ia kemudian meraih gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kota dari Harvard University pada 1994.
Karier profesional Tom dimulai di dunia keuangan, bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di Singapura (1995) dan sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia (1999–2000).
Ia juga mendirikan perusahaan investasi dan pernah menjabat sebagai penasihat ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.