Rabu, 27 Agustus 2025

Seputar Polri

Kisah Ipda Ali, Polisi DIY yang Dedikasikan Seluruh Gaji untuk Anak Asuh dan Bangun Masjid

Ipda Ali, polisi DIY, sumbangkan seluruh gajinya demi anak yatim, kelola ratusan asuh, hingga bangun belasan masjid.

Editor: Content Writer
dok. jogja.polri.go.id
DEDIKASI UNTUK KEMANUSIAAN - Ipda Ali Nur Suwandi dedikasikan seluruh gajinya untuk pengabdian kemanusiaan lewat mengasuh ratusan anak yatim dan membangun belasan masjid. 

TRIBUNNEWS.COM - Sosok Ipda Ali Nur Suwandi (45), anggota Sat PJR Ditlantas Polda DIY, menjadi inspirasi banyak orang lewat pengabdian kemanusiannya. Lebih dari 12 tahun terakhir, ia mengaku tidak pernah menikmati gajinya sendiri. Seluruh penghasilannya disumbangkan untuk anak yatim, fakir miskin, hingga pembangunan masjid. 

“Gaji saya Insya Allah semuanya untuk kemanusiaan. Saya sudah 12 tahun tidak pernah melihat gaji saya sendiri, karena semua saya niatkan untuk membantu sesama,” ungkap Ipda Ali. 

Pria yang akrab disapa Bon Ali itu kini mengelola Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai yang menampung lebih dari 110 anak yatim dan terlantar. Sejak berdiri pada 2008, yayasan ini telah berkembang menjadi delapan rumah singgah, dua di antaranya milik sendiri dan sisanya kontrak. Anak-anak asuhnya tidak hanya diberi tempat tinggal dan pendidikan, tapi juga dibimbing menjadi penghafal Al-Quran. 

“Alhamdulillah, banyak anak-anak yang dulu datang masih bayi, sekarang sudah besar. Bahkan ada yang hafal 8 juz Al-Quran. Itu kebahagian bagi saya,” tutur Ipda Ali dengan haru. 

Perjalanan hidup Ipda Ali sendiri tak lepas dari masa kecilnya sebagai santri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang. Sejak usia lima tahun ia terbiasa berjualan tempe milik sang kiai, KH Djamaluddin Ahmad, penerus pendiri NU KH Wahab Hasbullah. Julukan “Bon Ali” lahir dari kebiasaannya sering kasbon saat nyantri. 

Baca juga: Dari Perbatasan Belu, Ipda Densy Persembahkan Hidup Lewat Sekolah Gratis untuk Anak-anak

Kenangan hidup sederhana itulah yang menumbuhkan kepeduliannya. “Kalau hujan, saya jualan tempe keliling naik sepeda. Pernah jatuh, tempenya tercebur di sungai. Untung ada warga yang kasihan lalu memborong dagangan saya. Dari situ saya berjanji kalau kelak punya rezeki akan membantu anak-anak yatim,” ujar Ipda Ali. 

Niat itu diwujudkan ketika ia sudah bertugas di Polda DIY. Dengan dukungan istrinya, Ipda Ali menjalankan usaha sampingan berupa warung makan (warmindo) dan berjualan batik untuk menopang kebutuhan sehari-hari yayasan. Seiring berjalannya waktu, ia bersama pada donatur berhasil membangun 19 masjid di berbagai daerah. 

“Saya nyambi jualan batik dengan istri saya. Malamnya, kami buka warmindo. Hasilnya sedikit demi sedikit kami kumpulkan untuk melengkapi kebutuhan anak-anak yatim ini,” jelas Ipda Ali. 

Ipda Ali juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan yang turut membantu dalam memberikan akses pendidikan bagi anak-anak asuhnya. Pengabdiannya sempat mendapat perhatian khusus dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Pada 2022, Ipda Ali mendapat apresiasi berupa kesempatan sekolah perwira. Meski begitu, ia tetap merendah dan menegaskan semua yang dilakukan hanyalah amanah dari guru dan orang tuanya.

“Saya hanya melaksanakan pesan guru saya, KH Djamaluddin Ahmad: kalau jadi polisi, jadilah polisi yang bermanfaat bagi bangsa. Insya Allah saya hanya berusaha istiqomah menjalankan itu,” ucap Ipda Ali. 

Kisah pengabdian Ipda Ali Nur Suwandi membuktikan bahwa tugas polisi tidak sekadar menjaga keamanan, tapi juga menghadirkan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat. 

Baca juga: Mengenal Aiptu Jimmy Farma, Pendiri Pondok Al-Qur’an Gratis untuk Masyarakat

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan