Demo di Jakarta
Ahmad Sahroni Cs Dinonaktifkan, Diaspora Salsa Erwina: Agar Tidak Petantang-Petenteng ke Rakyat
Diaspora Indonesia Salsa Erwina Hutagalung, mendukung langkah pimpinan DPR menonaktifkan Ahmad Sahroni dari keanggotaan di DPR.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diaspora Indonesia yang tinggal di Denmark, Salsa Erwina Hutagalung, mendukung langkah pimpinan DPR menonaktifkan Ahmad Sahroni dari keanggotaan di DPR bersama 4 anggota DPR lainnya.
Salsa mengatakan penonaktifan Ahmad Sahroni cs menjadi sebuah pelajaran bahwa wakil rakyat yang ucapannya menyakiti masyarakat dapat memperkeruh suasana hingga memicu demo besar-besaran berujung ricuh
"Saya rasa ini akan menjadi pelajaran yang sangat besar kepada semua anggota parlemen untuk tidak lagi menggunakan status dan jabatan yang mereka punya untuk bertindak petantang petenteng, bertindak arogan terhadap rakyat," kata Salsa dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).
Meski begitu, Salsa mendesak terhadap partai politik yang menaungi anggota yang dinonaktifkan itu untuk mempertegas status mereka di DPR.
Pasalnya, nonaktif bukan istilah resmi dalam UU. Istilah Ini lebih merupakan keputusan internal partai untuk “membekukan” fungsi politik anggota di fraksi.
Seorang anggota dewan yang dinonaktifkan tetap sah secara hukum sebagai anggota DPR, tapi bisa dicopot dari jabatan fraksi, alat kelengkapan dewan, atau tidak lagi mewakili partai dalam aktivitas politik.
Istilah ini biasanya bentuk dari sanksi "ringan" demi menjaga citra partai tanpa harus kehilangan kursi DPR.
"Kepada partai-partai politik, mohon untuk memberikan bahasa yang lebih jelas, apa arti penonaktifan? Apa arti dan perbedaan antara menonaktifkan dengan pemecatan?" ucapnya.
"Dan apakah pemecatan ini terjadi hanya di DPR? Atau di parpol? Di mana pemecatan ini terjadi dan apa konsekuensinya? Karena ini ketidakjelasan dan ketidak adaannya transparansi membuat publik bertanya tanya, dan bukannya meredam malah jadi semakin banyak kritik," jelasnya.
Baca juga: Perbandingan Harta Kekayaan Anggota DPR yang Dinonaktifkan, Ahmad Sahroni Terkaya Disusul Eko Patrio
Untuk informasi, lima Anggota DPR RI dinonaktifkan oleh partainya menyusul kemarahan publik terkait pernyataan mereka soal tunjangan anggota dewan.
Adapun kelima anggota DPR RI periode 2024-2029 itu adalah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai Nasdem. Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Surya Utama (Uya Kuya) dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan, Adies Kadir wakil Ketua DPR dari Partai Golkar.
Baca juga: Daftar Barang Jarahan yang Dikembalikan: Jam Rp 11,7 Miliar Milik Sahroni hingga Panci Sri Mulyani
Secara umum penonaktifan kelima anggota DPR itu dilakukan untuk memenuhi aspirasi masyarakat terkait unjuk rasa yang marak beberapa hari di berbagai daerah.
Demo di Jakarta
Profil Delpedro Marhaen Rismansyah, Aktivis HAM dan Direktur Lokataru yang Kini Jadi Tersangka |
---|
2 Hari Andika Siswa SMK Hilang usai Ikut Demo di DPR, Diduga Jadi Korban Kekerasan, Kini Meninggal |
---|
Unjuk Rasa Ricuh, Polisi Tangkap 1.240 Orang dan 38 Orang Jadi Tersangka |
---|
Stres dan Cemas Berlebihan karena Demo Rusuh, Ini Cara Akses Layanan Konseling Gratis dari Kemenkes |
---|
Kata Kuasa Hukum usai Delpedro Marhaen Jadi Tersangka Penghasutan: Polisi Playing Victim! |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.