Senin, 8 September 2025

Demo di Jakarta

Yang Akan Dilakukan Penolak Pemecatan Kompol Cosmas jika Bertemu Keluarga Affan, Tak Minta Maaf

Pihak penolak pemecatan Kompol Cosmas Kaju Gae tak akan meminta maaf jika bertemu keluarga Affan Kurniawan, hanya akan mengucapkan duka cita.

Editor: Nuryanti
Kolase: Kanal YouTube Tribunnews dan YouTube TV Radio Polri
PEMECATAN KOMPOL COSMAS - (Kiri) Penggagas petisi sekaligus dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Sipri Radho Toly mengungkit perjuangan Kompol Cosmas dan (Kanan) Kompol Cosmas Kaju Gae saat menjalani sidang kode etik di gedung Trans-National Crime Center (TNCC), Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025). Dr Sipri mengatakan, pihaknya tak akan menyampaikan permintaan maaf jika bertemu keluarga Affan Kurniawan, hanya akan menyampaikan ucapan duka cita. 

"Kemudian dari sisi massa kalah jumlah dengan pendemo, dia terpisah dari pasukannya. Saya berpikir Kompol Cosmas tidak punya niat jahat untuk membuat Affan meninggal dunia."

"Kami sangat berduka, tapi kami sangat yakin saudara kami tidak punya niat jahat untuk membunuh Affan," urainya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan alasan pihaknya menolak pemecatan Kompol Cosmas.

Menurutnya, Kompol Cosmas sudah berjuang demi keamanan di berbagai wilayah Indonesia.

Bahkan, Dr Sipri menyebut, Kompol Cosmas pernah tertembak saat bertugas di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

"Saudara kami Kompol Cosmas Kaju Gae dalam durasi masa tugasnya sudah banyak berkarya demi negara dan bangsa ini."

"Terutama untuk institusi Polri sendiri. Dia pernah bertugas di Poso dan ditembak di bahu kirinya, darahnya tertetes untuk Ibu Pertiwi," ungkap Dr Sipri.

Lebih lanjut, Dr Sipri menjelaskan, Kompol Cosmas juga pernah berdinas di Aceh, Timor Leste hingga Papua.

Tak hanya di Indonesia, Kompol Cosmas juga sempat dikirim ke Lebanon sebagai Pasukan Garuda.

Pasukan Garuda adalah kontingen yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di negara-negara yang mengalami konflik.

Baca juga: Susno Duadji: Polri Harus Jelaskan Kenapa Kompol Cosmas di PTDH, Bripka Rohmat hanya Demosi 7 Tahun

"Dengan demikian, kami memandang tim kode etik yang menyidangkan saudara kami ini tidak cukup kuat bukti untuk menjatuhkan putusan kami dari anggota Brimob Polri," tandasnya.

Isi Petisi Penolakan Pemecatan Kompol Cosmos Kaju Gae

Kepada Yth.
Kapolri
Komisi Kode Etik dan Profesi (KKEP) Polri
Pimpinan DPR RI
Masyarakat luas yang peduli pada keadilan

Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah keluarga besar, masyarakat Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, serta sahabat dan rakyat kecil yang mencintai keadilan. Kami menyatakan sikap menolak keputusan pemecatan tidak dengan hormat (PTDH) terhadap Kompol Kosmas Kaju Gae.

Kompol Kosmas adalah putra Laja – Ngada, sosok yang sejak muda telah mendedikasikan hidupnya untuk bangsa. Beliau telah mengabdi di kepolisian dengan keberanian dan tanggung jawab. Bahkan, pada saat demonstrasi besar di Jakarta, beliau berada di garda terdepan untuk menyelamatkan banyak orang, termasuk pejabat negara. Bagi kami, beliau adalah pahlawan yang mengharumkan nama daerah dan keluarga besar.

Kami tidak menutup mata bahwa ada peristiwa yang kini menjadi sorotan publik. Namun, kami meyakini bahwa hukuman pemecatan adalah sanksi yang terlalu berat dan tidak sebanding dengan seluruh pengabdian yang telah beliau berikan. Masih ada bentuk sanksi lain yang lebih manusiawi, lebih proporsional, tanpa harus meruntuhkan karier dan nama baik seorang putra daerah yang sudah puluhan tahun mengabdi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan