Jumat, 10 Oktober 2025

Ijazah Jokowi

Siapa Diana Murni Payapo? Pendukung Jokowi Ajak Demo Pakai Baju Dalam, Kesal Ayah Gibran Di-bully

Ketua P4 yang juga pendukung Jokowi, Diana Murni Payapo, mengajak demo mengenakan baju dalam untuk protes soal kasus ijazah.

Tangkap layar KompasTV
AJAK DEMO - Dalam foto: Ketua P4/pendukung Jokowi, Diana, saat berbicara dengan awak media, Rabu (8/10/2025). Seorang emak-emak pendukung garis keras Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bernama Diana memberikan klarifikasi mengenai ajakan demonstrasi memakai bra dan celana dalam demi mendesak kepolisian agar segera menetapkan Roy Suryo cs sebagai tersangka. 

TRIBUNNEWS.com - Ajakan demonstrasi hanya mengenakan baju dalam dari seorang pendukung mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Diana Murni Payapo, ramai jadi perbincangan.

Diana mengancam akan mengajak ratusan perempuan berdemo mengenakan pakaian dalam jika Mabes Polri tak kunjung menyelesaikan kasus dugaan ijazah palsu ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.

"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH (Breast Holder) dan celana dalam untuk Mabes Polri. Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," kata Diana, dikutip dari akun Instagram @kata_hati165, Minggu (5/10/2025).

Dalam sebuah konferensi pers, Diana mengaku ajakannya itu hanya spontanitas untuk menarik perhatian publik.

Ia mengaku kesal terhadap Roy Suryo cs karena tak kunjung ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ijazah palsu Jokowi.

Padahal, kata dia, Roy Suryo cs sudah dilaporkan Jokowi atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah pada April 2025.

Baca juga: Viral Soal Demo Pakai Dalaman, Emak-emak Pendukung Jokowi: Spontanitas Saya, Biar Dapat Perhatian

"Kemarin itu, spontanitas atas sakit hati kita yang kesal, karena polisi sampai saat ini belum menetapkan status hukum terhadap Roy Suryo cs."

"Padahal kan sudah tingkat penyidikan, biasanya itu kan cepat status hukumnya, tapi ini kok lambat sekali," kata Diana kepada awak media pada Rabu (8/10/2025), dikutip dari tayangan KompasTV.

"Maksudnya, saya membuat kalimat itu supaya jadi perhatian, saya buat jebakan."

"Tujuan saya untuk menjebak orang dengan bahasa supaya ada perhatian. Buktinya, jadi perhatian dengan kalimat ini," imbuh dia.

Siapa Diana Murni Payapo?

Diana Murni Payapo atau Diana diketahui menjabat sebagai Ketua Persatuan Perempuan Peduli Pancasila (P4).

Dikutip dari akun X resminya, dituliskan P4 didirikan pada 2 Agustus 2019.

Selama pandemi Covid-19, P4 kerap menggelar acara untuk kaum perempuan.

Contohnya, saat menjelang HUT RI 17 Agustus 2020, P4 menggelar lomba kebaya bermasker di Sekretariat P4, Jalan Otista 1A, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Tujuan acara ini untuk menyongsong HUT RI pada 17 Agustus sekaligus HUT P4 pada tanggal 2 Aguatus. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan apa yang dianjurkan pemerintah seperti menggunakan masker dalam pandemi," jelas Diana, Sabtu (18/7/2020), dilansir TribunJakarta.com.

P4 juga pernah mengadakan lomba memancing saat Hari Ibu pada Desember 2020, di Jakarta Timur.

Karena digelar dalam rangka Hari Ibu, lomba tersebut diikuti oleh ibu-ibu sembari mengenakan kebaya.

Saat pemerintah mewajibkan vaksin Covid-19 di tengah pandemi, P4 termasuk salah satu organisasi yang mendukung.

Seperti ketika muncul hoaks mengenai vaksin Covid-19 Sinovac, P4 gencar mengajak masyarakat untuk tidak termakan isu palsu.

P4 menegaskan pihaknya mendukung pemerintah soal vaksin Covid-19 untuk memutus penyebaran virus tersebut.

"Kita berharap kepada perempuan-perempuan di Indonesia untuk tak percaya hoaks. Kita dukung pemerintah dalam program vaksinasi ini," ujar Diana, Rabu (6/1/2021), masih dari TribunJakarta.com.

Baca juga: Pemuda Patriot Nusantara Desak Polri Serius Tangani Kasus Ijazah Jokowi, Minta Segera Ada Tersangka

"Kami dari P4 mengajak masyarakat untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah termasuk vaksin Sinovac."

"Sebab vaksin ini tak jauh berbeda dengan imunisasi seperti Campak yang sewaktu kecil telah diberikan. Mari menghargai upaya pemerintah yang sudah berusaha keras menghadirkan program vaksinasi Covid-19," jelas dia.

Sosok Diana juga pernah muncul ketika ramai pencopotan baliho Rizieq Shihab pada November 2020.

Pencopotan itu dilakukan oleh pihak terkait sebab tak memiliki izin yang kemudian berujung pro dan kontra.

Terkait hal itu, Diana mengajak perempuan Indonesia untuk tidak terpengaruh polemik pencopotan baliho Rizieq Shihab.

Dengan melihat karangan bunga berisi ucapan terima kasih di depan Markas Kodam Jaya, Diana mengajak perempuan agar lebih berpikiran terbuka.

"Kami dari P4, melihat seperti ini (karangan bunga) kami berterima kasih kepada TNI/Polri yang telah bekerja keras  untuk menurunkan baliho baliho."

"Tapi, kami juga menghormati Habib Rizieq sebagai sesama umat muslim ya, kalau bisa peran perempuan harus ada dalam situasi seperti ini," tutur Diana kepada awak media, Selasa (24/11/2020).

Diana menegaskan agar polemik ini diserahkan kepada pihak terkait dan mengimbau perempuan di tanah air untuk gencar mensosialisasikan protokel kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Pasalnya, bila semakin banyak yang terlibat, kata Diana, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan perselisihan yang justru melenceng dari sila ke-3 Pancasila.

"Masalah ini masuk dalam sila ke-3 tentang Persatuan Indonesia. Sehingga peran perempuan juga sangat penting dalam kondisi saat ini."

"Sehingga bagaimana perempuan-perempuan di Indonesia bisa tetap menjaga kedamaian. Kalau bisa tidak seperti itu, berdamai-damai saja. Sebab sekarang ini kan juga situasi Covid-19," tandasnya.

Temuan Baru Roy Suryo cs

Terbaru, kubu Pakar Telematika yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, mengaku mendapat salinan ijazah Jokowi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Salinan ijazah Jokowi dari KPU itu kemudian diteliti oleh kubu Roy Suryo. Hasilnya, salinan ijazah dari KPU dengan objek ijazah yang selama ini diteliti kubu Roy Suryo adalah sama.

"Selanjutnya kami ingin tegaskan bahwa klien kami ada temuan baru melalui data yang ditemukan di Komisi Pemilihan Umum, yakni data ijazah yang sudah dilegalisir yang itu merupakan milik Saudara Joko Widodo yang pernah digunakan untuk kontestasi Pilpres pada tahun 2019 yang lalu."

"Nah, data ini mengkonfirmasi bahwa objek penelitian klien kami baik yang menggunakan ahli digital forensik yakni Saudara Rismon Sianipar ya, juga menggunakan pendekatan telematika dengan error level analisisnya Bapak Roy Suryo itu, mengonfirmasi bahwa objeknya sama," jelas kuasa hukum Roy Suryo, Ahmad Khozinudin, di Bareskrim Polri, Senin (6/10/2025).

Karena salinan ijazah Jokowi dari KPU dengan objek ijazah yang diteliti kubu Roy Suryo sama, maka pihaknya menyimpulkan ijazah Jokowi adalah palsu.

Menanggapi klaim kubu Roy Suryo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Bersatu, Ade Darmawan, menyebut salinan ijazah itu bukanlah novum atau temuan bukti baru.

Sebab, dalam konteks hukum, terutama hukum acara pidana dan perdata, novum merupakan bukti baru yang ditemukan setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkracht).

"Yang dinamakan novum itu adalah bukti baru. Kalau berbicara ijazah terus kemudian yang ada pada KPU perbedaannya hanya stempel karena ada legalitas, itu bukan novum," ungkap Ade di Mabes Polri, Kamis (9/10/2025).

Ade menegaskan, novum merupakan bukti baru yang tidak pernah disajikan.

"Jadi jangan kita sesat terus nih. Ini hal yang sangat menggelikan menurut saya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizkianingtyas T/Farryanida Putwiliani/Wahyu Gilang Putranto, TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved