Rabu, 15 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Bantah Temuan Kejagung, Kuasa Hukum Sebut Nadiem Bahas Chromebook saat Jadi Mendikbud

Kuasa hukum membantah temuan Kejagung soal proyek laptop Chromebook sudah direncanakan oleh Nadiem sebelum ditunjuk menjadi Mendikbud oleh Jokowi.

Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
BANTAH TEMUAN KEJAGUNG - Kuasa hukum Nadiem Makarim, Dodi Abdul Kadir membantah soal temuan Kejagung yang menyebut kliennya sudah merencanakan terkait pengadaan laptop Chromebook sebelum menjadi Mendikbud. Dia menegaskan pembahasan proyek itu baru dilakukan setelah Nadiem menjadi Mendikbud. Bahkan, proyek tersebut bukan diusulkan langsung oleh Nadiem tetapi salah satu staf khusus (stafsus). 

Ringkasan Berita:
  • Kuasa hukum Nadiem Makarim, Dodi Abdulkadir membantah kliennya sudah merencanakan untuk pengadaan laptop Chromebook sebelum menjadi menteri.
  • Dodi mengatakan pembahasan soal proyek itu baru dilakukan setelah Nadiem dilantik oleh Jokowi menjadi Mendikbud.
  • Bahkan, bukan Nadiem yang langsung membahas proyek tersebut, tetapi melalui usulan dari salah satu staf khusus (stafsus)-nya.

TRIBUNNEWS.COM - Kuasa hukum Nadiem Makarim, Dodi Abdul Kadir, membantah terkait tuduhan bahwa kliennya telah merencanakan proyek laptop Chromebook untuk kebutuhan pendidikan sebelum menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Sebagai informasi, hal tersebut sempat disampaikan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 16 Juli 2025 saat mengumumkan penetapan tersangka kasus dugaan korupsi laptop Chromebook periode 2019-2022.

Mulanya, Dodi menyebut sebenarnya Nadiem enggan untuk menjadi Mendikbud di era kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya, saat itu, Nadiem masih menjadi bos Gojek dan sukses dengan perusahaan yang dipimpinnya tersebut.

"Jadi perlu diluruskan bahwa Pak Nadiem itu tidak ingin menjadi menteri. Pak Nadiem itu sedang sibuk, sedang bekerja mengurus perusahaannya yang sudah jelas sangat bermanfaat bagi jutaan orang, memberikan lapangan kerja, dan memberikan kegiatan UMKM," katanya dikutip dari program Sapa Indonesia Pagi di YouTube Kompas TV, Selasa (14/10/2025).

Setelah itu, kata Dodi, Jokowi meminta Nadiem untuk menjadi Mendikbud menggantikan Muhadjir Effendy lantaran dianggap memiliki terobosan dalam memajukan pendidikan Tanah Air.

Setelah berulang kali bertemu, Jokowi pun akhirnya resmi menunjuk Nadiem sebagai Mendikbud pada tahun 2019 lalu.

Baca juga: Dengan Tangan Diborgol dan Pakai Rompi Tahanan, Nadiem Makarim Terima Praperadilannya Ditolak Hakim

Dodi mengungkapkan setelah ditunjuk jadi Mendikbud, Nadiem lantas bertemu dengan rekan-rekannya untuk berdiskusi terkait memajukan pendidikan Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Dodi menegaskan tidak ada pembahasan terkait pengadaan laptop Chromebook.

Adapun pernyataan ini sebagai bantahan atas adanya tuduhan bahwa Nadiem sudah merencanakan pengadaan tersebut sebelum menjadi Mendikbud.

"Dengan adanya pertemuan beberapa kali dengan Presiden dan memberikan banyak PR di bidang pendidikan, tentunya Pak Nadiem mengumpulkan kawan-kawannya untuk mendiskusikan terkait pendidikan. Tidak ada satu pembahasan pun mengenai Chromebook," jelas Dodi.

Dia mengungkapkan rencana pengadaan laptop Chromebook baru dibahas setelah Nadiem menjadi Mendikbud melalui usulan dari salah satu stafnya.

"Ada salah satu stafnya menyatakan perlu menunjuk operating system yang mana di dalam pembicaraan tersebut ada usulan di dalam chatnya, mengusulkan untuk membahas Chromebook," kata Dodi.

Nadiem, kata Dodi, pun tidak ingin langsung menentukan secara sepihak terkait operating system (OS) yang digunakan dalam pengadaan laptop tersebut.

Selain Chromebook, Dodi menyebut Nadiem juga sempat mempertimbangkan untuk menggunakan OS Windows.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved