Selasa, 28 Oktober 2025

Demo di Jakarta

Doxing, Paket Misterius, dan Miss-Call: Teror Keluarga Aktivis Syahdan Husein

Keluarga aktivis Syahdan Husein diteror sejak sebelum penangkapan. Doxing, paket misterius, dan akun palsu jadi tekanan psikologis baru.

Tribunnews.com/Alfarizy Ajie Fadillah
DEMONSTRASI 2025 — Kakak ipar aktivis Gejayan Memanggil, Syahdan Husein, Sigizia Pikhansa, menyampaikan kronologi intimidasi terhadap keluarga dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025). Teror disebut berlangsung sejak sebelum penangkapan Syahdan terkait demonstrasi Agustus 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Identitas keluarga aktivis disebar, disertai seruan penangkapan.
  • Paket COD jutaan rupiah diduga dipakai lacak keberadaan.
  • Hanya empat aktivis ajukan praperadilan dari hampir seribu tersangka.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Keluarga aktivis Syahdan Husein—salah satu dari empat aktivis yang ditangkap polisi pasca-demonstrasi anarkis akhir Agustus 2025—mengaku mengalami berbagai bentuk intimidasi, bahkan sebelum penangkapan dilakukan oleh aparat Polda Metro Jaya.

Serangan digital, paket misterius, hingga tekanan psikologis disebut terus berlangsung hingga kini.

Hal itu diungkap kakak ipar Syahdan, Sigizia Pikhansa, dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025).

Ia menyebut, pada akhir Agustus, Syahdan dan istrinya menjadi korban doxing—praktik penyebaran data pribadi seseorang secara publik di internet tanpa izin.

Identitas mereka disebarkan disertai narasi negatif dan seruan penangkapan.

“Jadi, diceritakan narasinya kalau mereka (Syahdan dan istrinya) bekerja sama, terus ada seruan terakhir itu tangkap mereka,” ujar Sigizia.

Tak lama setelah itu, keluarga menerima kiriman paket COD (Cash On Delivery) bernilai jutaan rupiah.

Menurut Sigizia, paket tersebut diduga digunakan untuk melacak keberadaan Syahdan.

“Kami duga ini sepertinya hanya mau ngecek lokasi, karena (lokasi) Syahdan ada di beberapa tempat, apakah Syahdan sedang ada di lokasi yang ini,” tuturnya.

Setelah Syahdan ditangkap, bentuk teror disebut masih berlanjut.

Sigizia mengaku mulai menerima panggilan telepon misterius dalam jumlah masif, terutama setelah ia berbicara di media soal kondisi Syahdan di tahanan.

“Tapi pasca-saya ngomong di media, sebelumnya aman-aman saja, tidak ada yang telepon. Tapi, setelah saya muncul, menceritakan Syahdan dan kawan-kawan mogok makan, mulai sehari bisa belasan sampai puluhan miss-call,” katanya.

Baca juga: Jokowi Factor, Silfester Matutina Dekat dengan Kekuasaan: Ada Kekuatan Lebih Besar dari Kejaksaan?

Ia juga menuturkan adanya akun palsu di media sosial yang menggunakan nama dan wajah anak Syahdan tanpa izin keluarga.

“Padahal, keluarga sama sekali tidak ada yang bikin akun itu. Terus memposting mukanya tanpa konsen keluarga. Keluarga itu enggak tahu ini dapet fotonya dari mana, sedangkan fotonya itu enggak pernah diposting di sosial media manapun,” ujarnya.

Menurut Sigizia, rangkaian peristiwa tersebut menimbulkan dampak psikologis yang berat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved