Rabu, 29 Oktober 2025

Menteri LH: Tangerang Paling Kotor, Jakarta Makin Parah

Gila! Jakarta buang 8.000 ton sampah tiap hari, mikroplastik turun bareng hujan, Tangerang makin kotor dan nyaris tak tertangani.

Tribunnews.com/Danang Triatmojo
PENGELOLAAN SAMPAH - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq berbicara dalam Forum Plastic, Climate, Biodiversity Nexus di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025). Ia menyoroti buruknya pengelolaan sampah di Tangerang dan Jakarta, menyebut keduanya sebagai cermin kegagalan sistemik daerah. 

Ringkasan Berita:
  • Menteri LH sebut belum ada daerah yang tuntas tangani sampah.
  • Tangerang dinilai paling kotor, Jakarta disebut makin parah.
  • TPST Bantar Gebang cemari air tanah, mikroplastik ditemukan di hujan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyebut Kabupaten Tangerang Banten paling kotor dan Jakarta makin parah, saat menyoroti kegagalan daerah dalam menangani sampah.

Hal itu disampaikan Menteri Hanif Faisol dalam Forum Plastic, Climate, Biodiversity Nexus yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup bersama WWF Indonesia di Menara Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

“Bogor masih jauh, Kabupaten Bogor masih jauh. Kabupaten Tangerang mungkin termasuk kota paling kotor. Jakarta makin parah,” ungkap Hanif.

Ia menyebut belum ada satu pun kabupaten atau kota di Indonesia yang saat ini berhasil menyelesaikan persoalan sampah secara menyeluruh. 

Menurutnya, pengelolaan limbah di banyak daerah belum berbasis lingkungan dan justru memperluas dampak pencemaran.

Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan teguran hingga sanksi kepada sejumlah pemerintah daerah, namun hanya sedikit yang menunjukkan komitmen nyata.

Hanif menyebut predikat Kota Adipura saat ini hanya layak diberikan kepada satu atau dua kota.

Baca juga: YLKI Heran SPPG Baru Wajib Punya Sertifikat Higienis setelah Marak Keracunan MBG: Harusnya dari Awal

Tangerang Minim Intervensi, Jakarta Kirim 8.000 Ton Sampah

Di Kabupaten Tangerang, volume sampah harian mencapai sekitar 2.500 ton dan sempat melonjak hingga 3.470 ton saat libur panjang.

Keterbatasan armada dan fasilitas membuat hanya sebagian yang dapat diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir. 

Pemerintah daerah setempat sebatas menyatakan tengah menyiapkan strategi baru, termasuk pemanfaatan teknologi Refused Derived Fuel (RDF) dan integrasi pengelolaan lintas wilayah melalui skema Tangerang Raya.

Hanif menyebut kondisi Tangerang sebagai cermin minimnya intervensi serius. 

Ia menggambarkan sampah berserakan di sepanjang jalan luar tol hingga sungai, dan menyebut wilayah itu sebagai kabupaten besar yang dinamis namun limbahnya hampir tidak tersentuh oleh sistem pengelolaan.

“Sepanjang jalan mulai lepas dari tol sampai ketemu sungai tersebut, tidak ada yang tidak ada sampahnya. Luar biasa,” ujarnya.

Baca juga: Ada Cemaran Mikroplastik di Udara Jabodetabek, Menkes Ingatkan Pakai Masker dan Kurangi Sampah

DKI Jakarta juga mendapat sorotan tajam. 

Hanif menyebut Pemprov DKI Jakarta tidak serius dalam mengatasi masalah sampah

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved