Kamis, 6 November 2025

Reformasi Polri

Mahfud MD Identifikasi 27 Penyakit Serius Polri yang Perlu Direformasi: Koncoisme, Rekrutmen Polri

Mahfud MD mengidentifikasi ada 27 masalah serius yang terjadi di Polri dan harus direformasi, seperti koncoisme hingga rekrutmen dan pembinaan Polri.

Editor: Nuryanti
YouTube/Mahfud MD Official
REFORMASI POLRI - Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengaku banyak menerima kunjungan dari Purnawirawan Polri, Purnawirawan TNI, Akademisi, masyarakat sipil hingga LSM. Mereka mendatangi Mahfud untuk membahas masalah reformasi Polri. Mahfud menyebut mayoritas dari mereka banyak bercerita soal informasi hingga usulan terkait reformasi Polri yang belakangan sedang menjadi sorotan publik. Hasilnya, Mahfud pun mengidentifikasi ada 27 masalah serius yang terjadi di Polri dan harus direformasi, seperti koncoisme hingga rekrutmen dan pembinaan Polri. 
Ringkasan Berita:
  • Eks Menko Polhukam Mahfud MD mengaku banyak menerima kunjungan dari Purnawirawan TNI-Polri, Akademisi, masyarakat sipil dan LSM. Mereka mendatangi Mahfud untuk membahas masalah reformasi Polri.
  • Dari kunjungan itu Mahfud kemudian mengidentifikasi 27 masalah Polri yang harus segera direformasi.
  • Di antaranya ada masalah rekrutmen Polri, pembinaan Polri, koncoisme, orang berprestasi yang terbuang, kenaikan pangkat dan masih banyak lagi.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengaku banyak menerima kunjungan dari Purnawirawan Polri, Purnawirawan TNI, Akademisi, masyarakat sipil hingga LSM.

Mereka mendatangi Mahfud MD untuk membahas masalah reformasi Polri.

Mahfud MD menyebut mayoritas dari mereka banyak bercerita soal informasi hingga usulan terkait reformasi Polri yang belakangan sedang menjadi sorotan publik.

"Ya memang diskusi tentang reformasi Polri ya, kan yang ke tempat saya kan banyak Purnawirawan TNI juga ada tiga angkatan ya, darat, laut, udara. Beberapa hari sebelumnya masyarakat sipil juga banyak, kemudian kemarin Purnawirawan Polri yang senior-senior itu semua mengajak 
bicara tentang apa reformasi Polri."

"Karena mereka minta ketemu, ya masa saya menolak orang mau ketemu. LSM juga banyak yang ke sini, akademisi banyak gitu yang bercerita tentang itu, minta informasi dan menyampaikan usulan."

"Termasuk yang Polri kemarin tuh 10 Jenderal Purnawirawan itu menyampaikan usulan-usulan resmi yang mereka tulis. Lalu mereka ngajak diskusi dan ya baguslah menurut saya," kata Mahfud dalam Program 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Rabu (29/10/2025).

Tak hanya menerima kunjungan, Mahfud mengaku banyak mendapat kiriman surat dan berkas juga terkait masalah yang terjadi di Polri.

Surat dan berkas itu berisikan usulan soal reformasi Polri, informasi dari korban kesewenang-wenangan Polri, hingga kesediaan berbagai pihak untuk menjadi saksi dalam masalah reformasi Polri ini.

"Saya kan hanya menerima tamu dan di meja saya tuh sudah ada tumpukan kertas-kertas berkas usulan itu dari berbagai masyarakat dari korban kesewenang-wenangan. Tapi juga ada yang dari dukungan terhadap Polri dan sebagainya. Pokoknya datang semua ke sini."

"Banyak sekali yang datang ke saya. Ada yang kirim surat, ada yang bersedia menjadi saksi dan sebagainya ya, tentang langkah-langkah yang yang mereka pernah lakukan dan pernah menjadi korban atau pernah juga, apa namanya menunjukkan prestasi dan sebagainya. Itu semua kita tampung karena saya kan tidak bisa nolak orang mau 
menyampaikan apa," terang Mahfud.

Kemudian dari masukan dan informasi yang didapat Mahfud tersebut, ia pun bisa mengidentifikasi soal apa masalah utama yang terjadi di Polri sehingga perlu dilakukan reformasi Polri.

Baca juga: Prabowo Tak Kunjung Umumkan Anggota Komite Reformasi Polri, Mahfud: Saya Tidak Tahu Perkembangannya

Setidaknya ada 27 masalah atau penyakit serius yang terjadi di Polri menurut Mahfud.

Namun Mahfud tak menjelaskan keseluruhan masalahnya, ia hanya menyebutkan beberapa contohnya.

Seperti masalah rekrutmen di Polri, pembinaan, koncoisme, orang berprestasi yang terbuang, kenaikan pangkat dan masih banyak lagi.

Koncoisme adalah paham yang mengutamakan atau memberi prioritas pada kawan, teman, atau kerabat (koneksi) dalam urusan kerja atau kekuasaan, yang sering kali mengabaikan meritokrasi atau prestasi. 

Istilah ini sering dikaitkan dengan praktik nepotisme atau kronisme, yang dapat menyebabkan ketidakadilan karena didasarkan pada hubungan pribadi daripada kelayakan. 

"Karena begini, saya itu sudah tumpukan di meja banyak tentang ini dan saya sudah mengidentifikasi ada 27 masalah serius ini yang menjadi penyakit di Polri sekarang."

"Termasuk mulai dari rekrutmen, pembinaan, pendidikan munculnya koncoisme, orang yang berprestasi terbuang, yang belum waktunya naik pangkat, naik  pangkat, dan seterusnya lah ya," ungkap Mahfud.

Baca juga: Haidar Pertanyakan Sejumlah Purnawirawan Dorong Reformasi Polri

Belum Dapat Kabar soal Kelanjutan Komite Reformasi Polri Bentukan Prabowo

Lebih lanjut terkait Komite Reformasi Polri bentukan Presiden Prabowo, Mahfud mengaku belum mendapat kabar lagi.

Mahfud hanya menegaskan bahwa dirinya bersedia untuk masuk Komite Reformasi Polri bentukan Prabowo tersebut.

Terkait kelanjutannya, Mahfud memilih untuk menunggu dan tidak ingin proaktif menanyakan pembentukan Komite Reformasi Polri tersebut.

"Saya belum tahu kabarnya tentang komite yang akan dibentuk oleh Presiden itu. Karena saya tanggal 17 (September),  40 hari lalu ya sudah dihubungi dan saya menyatakan bersedia untuk bergabung."

"Tetapi sampai saat ini saya juga tidak pernah tanya dan saya tidak ingin tanya juga nanti dikira saya mengejar-ngejar itu saya ingin ke situ. Padahal saya ya bersedia saja bukan ingin gitu."

Baca juga: Pengamat Kritik Tim Reformasi Polri Bentukan Jenderal Listyo Sigit

"Oleh sebab itu saya sama sekali tidak proaktif. Mau apa seterusnya itu ada di Istana. Saya sendiri sih karena bagi saya apa itu tugas atau permintaan untuk tugas gitu ya. Saya bersedia saja kalau mau jadi."

"Kalau tidak ya tidak apa-apa. Kalau jadi ya bismillah gitu kan. Saya juga enggak apa namanya enggak punya beban apapun atau kewajiban apapun untuk itu," ungkap Mahfud.

Terlebih sekarang ini sudah ada Tim Transformasi Reformasi Polri bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Yang penting saya bersedia. Kalau jadi ya mari, kalau tidak ya enggak apa-apa. Kan sudah ada tim reformasi dari internal Polri kan."

"Sudah ada Tim Transformasi Reformasi Polri, mungkin itu juga jadi pertimbangan Pak Prabowo bahwa itu sudah cukup atau apa ya tidak apa-apa," imbuh Mahfud.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)

Baca berita lainnya terkait Reformasi Polri.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved