OTT KPK di Riau
Kala Gubernur Riau Abdul Wahid Plesiran hingga ke Inggris Pakai Duit Hasil Peras Anak Buahnya
Kesenangan pribadi Abdul Wahid buat anak buahnya justru kebingungan karena harus menanggung hedonnya sang Gubernur Riau.
Ringkasan Berita:
- Tak jauh-jauh untuk kesenangan pribadi, jatah duit yang diterima Abdul Wahid yang berasal dari anak buahnya digunakan untuk plesiran ke luar negeri seperti Inggris, Brasil, dan Malaysia.
- Mulanya, Abdul Wahid ingin agar jatah preman tersebut menggunakan anggaran Dinas PUPR-PKPP dengan cara melakukan mark up.
- Namun, lantaran sedang mengalami defisit APBD, anak buah Abdul Wahid pun harus putar otak dan berujung penyetoran menggunakan uang pribadi hingga hasil gadai sertifikat.
TRIBUNNEWS.COM - Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata membuktikan betapa rakusnya Gubernur Riau, Abdul Wahid.
Buktinya, dirinya tega memeras anak buahnya yakni Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) hanya demi memenuhi keinginannya untuk plesiran ke luar negeri.
Hal ini diungkap oleh Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).
Tak cuma ke satu negara, uang hasil memeras tersebut digunakan Abdul Wahid untuk membiayai plesirannya ke beberapa negara seperti Inggris, Brasil, dan Malaysia.
"Salah satu kegiatannya itu adalah pergi atau lawatan ke luar negeri, ke Inggris, ada juga ke Brasil. Yang terakhir itu mau ke Malaysia," ujarnya.
Niatan Minta Setoran sejak Awal Menjabat
Nyatanya, praktik lancung Abdul Wahid ini memang sudah diniatinya sejak awal menjabat sebagai Gubernur Riau. Adapun dirinya dilantik pada 20 Februari 2025.
Bahkan, niatannya itu dikemukakan langsung di depan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam suatu rapat.
Baca juga: Rumah Gubernur Riau Abdul Wahid Diduga Diintai, Dikejar hingga ke Barbershop, Ditangkap KPK di Kafe
Abdul Wahid, kata Asep, sampai mengultimatum bakal memutasi atau mencopot jajarannya yang tidak mau menuruti segala perintahnya, termasuk terkait jatah uang.
"Jadi, awal menjabat, dia sudah mengumpulkan seluruh SKPD termasuk dengan kepala-kepala dan staf-stafnya. Salah satu yang dikumpulkan adalah kepala-kepalanya di Dinas PUPR termasuk Kepala UPT Jalan dan Jembatan."
"Saat dikumpulkan itulah, yang bersangkutan itu menyampaikan bahwa mataharinya adalah satu, harus tegak lurus kepada mataharinya, artinya kepada Gubernur," katanya.
Anak Buah Ada yang Sampai Gadai Sertifikat
Demi memenuhi 'jatah preman' Abdul Wahid, para jajarannya yakni Kepala UPT Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau harus menggunakan uangnya sendiri hingga ada yang menggadaikan sertifikat.
Padahal, Abdul Wahid sempat menyebut APBD Riau tengah dalam kondisi defisit hingga mencapai Rp2,5 triliun.
Namun, politikus PKB itu seakan tidak peduli dengan kondisi tersebut dan memaksa untuk tetap adanya setoran uang kepadanya.
Asep mengungkapkan hal itulah yang menyebabkan para Kepala UPT harus memutar otak untuk mencari uang dan caranya yakni memakai dana pribadi hingga gadai sertifikat.
"Jadi informasi yang kami diterima dari para Kepala UPT bahwa mereka uangnya itu pinjam, ada yang pakai uang sendiri, ada yang pinjam ke bank," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.