Minggu, 9 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

LPSK Datangi SMAN 72 Jakarta, Telusuri Perlindungan Korban Ledakan

Ledakan di SMAN 72 Jakarta lukai puluhan siswa. LPSK turun, Densus 88 selidiki dugaan terorisme. Apa yang sebenarnya terjadi?

Penulis: Fahdi Fahlevi
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
LEDAKAN SMAN 72 – Wakil Ketua LPSK, Mahyudin, dan jajaran mendatangi lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu sore (8/11/2025). Kedatangannya untuk menelusuri kebutuhan perlindungan korban ledakan. 
Ringkasan Berita:
  • Ledakan saat salat Jumat lukai puluhan siswa dan staf sekolah.
  • LPSK turun ke lokasi, telusuri kebutuhan perlindungan korban luka.
  • Densus 88 dalami dugaan terorisme, satu pelaku diduga tewas di TKP.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengunjungi SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (8/11/2025), untuk meninjau langsung lokasi ledakan.

Ledakan terjadi sehari sebelumnya, saat salat Jumat berlangsung di masjid sekolah, dan mengakibatkan sedikitnya 54 orang terluka—mayoritas merupakan siswa dan staf pengajar.

Wakil Ketua LPSK Mahyudin menyatakan lembaganya tengah melakukan pendalaman untuk memastikan bentuk perlindungan yang dibutuhkan para korban.

“Sesuai tugas dan fungsi kami akan memberikan perlindungan. Kebutuhan korban akan kami tindaklanjuti,” ujar Mahyudin usai meninjau lokasi.

“Informasi masih sangat terbatas, maka kami akan melakukan proses pendalaman,” tambahnya.

Ledakan terjadi di area masjid sekolah SMAN 72 Jakarta, kemarin. Tim Gegana Korps Brimob Polri diterjunkan untuk menyisir lokasi. Aparat menemukan kaleng minuman yang dimodifikasi dengan sumbu dan remot kecil, serta dua senjata api rakitan. Namun, polisi memastikan bahwa senjata api tersebut adalah mainan, bukan senjata sungguhan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi bahwa terduga pelaku adalah FN, seorang siswa berusia 17 tahun dari sekolah tersebut. Ia mengalami luka akibat ledakan dan saat ini tengah menjalani operasi di rumah sakit.

“Kondisi pelaku semakin membaik. Setelah proses medis selesai, penyidik berharap dapat memintai keterangan lebih lanjut,” ujar Listyo.

Baca juga: Rizal Fadillah Terkejut Ditetapkan Tersangka Ijazah Jokowi saat Jalani Umroh

Motif awal yang diduga melatarbelakangi aksi ini adalah balas dendam akibat perundungan (bullying) yang dialami pelaku di lingkungan sekolah. Penyelidikan masih berlangsung untuk menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengunjungi para korban di RS Islam Cempaka Putih. Ia menyebut 55 orang dirawat, satu di antaranya harus menjalani operasi.

“Beberapa korban saya ajak bicara, semuanya dalam keadaan sadar,” kata Pramono.

“Biaya pengobatan seluruh korban akan ditanggung Pemprov DKI,” tambahnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak agar pemulihan fisik dan psikis anak-anak menjadi prioritas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) juga menyatakan komitmen untuk menjamin rasa aman dan pemulihan bagi seluruh warga sekolah.

Hingga kini, aparat gabungan masih menyisir lokasi dan mengumpulkan bukti. Tempat Kejadian Perkara (TKP) dinyatakan steril.

Publik menanti kejelasan apakah ledakan ini murni insiden tunggal atau bagian dari pola kekerasan yang lebih luas.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved