Gelar Pahlawan Nasional
Profil Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2025 kepada 10 tokoh, salah satunya ialah Sarwo Edhie Wibowo.
Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono merupakan istri dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Karier Sarwo Edhie
Dilansir Kompas.com, Sarwo Edhie diangkat menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945—1951).
Selanjutnya, ia ditunjuk sebagai Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951—1953).
Kemudian, Edhie menjabat sebagai Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959—1961).
Pada 1962-1964, Sarwo Edhie ditunjuk menjadi Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD).
Ketika dirinya menjabat sebagai komandan RPKAD, pecah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada 1965.
Saat itu, sebanyak enam jenderal dan satu perwira tewas.
Sarwo Edhie yang berpihak kepada Soeharto ingin menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI).
Soeharto lantas menunjuk Sarwo Edhie sebagai penanggung jawab untuk memulihkan keadaan setelah pecahnya G30S.
Berdasarkan laporan Sarwo Edhie, operasi penumpasan PKI yang dilakukannya memakan hingga tiga juta korban jiwa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Setelah kekuasaan Orde Lama di bawah Soekarno digantikan oleh era Orde Baru di mana Soeharto menjadi Presiden ke-2 RI, Sarwo Edhie menjabat sebagai Panglima Kodam II/Bukit Barisan di Sumatera.
Pada 1970-an, Edhie diamanahi sebagai Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang.
Selanjutnya, pada 1974, Sarwo Edhie ditunjuk sebagai duta besar Indonesia untuk Korea Selatan di Seoul hingga 1976.
Semenjak itu, karier Edhie perlahan redup dan dirinya meninggal dunia pada 9 November 1989.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.