Jumat, 14 November 2025

PBNU Tanggapi Polemik Gus Elham Yahya: Tidak Semua Gus Itu Pintar, Masyarakat Kadang Salah Paham

Ketua Tanfidziyah PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menyoroti fenomena pendakwah populer di media sosial termasuk Gus Elham Yahya.

(Tangkap layar instagram @mtibadallah)
GUS ELHAM YAHYA - Gus Elham Yahya meminta maaf usai viral senang mencium pipi hingga bibir anak kecil. Dirinya dikenal pendakwah di Kediri, Jawa Timur. 
Ringkasan Berita:
  • PBNU menilai tindakan Gus Elham Yahya yang mencium pipi hingga bibir bocah perempuan menunjukkan kurangnya pemahaman agama. 
  • Ketua Tanfidziyah PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menegaskan tidak semua sosok bergelar “Gus” memiliki pengetahuan agama yang mumpuni.
  • PBNU mengingatkan pentingnya memahami konteks ajaran Nabi, termasuk soal anjuran mencium anak, agar tidak disalahartikan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menanggapi polemik yang melibatkan sosok Muhammad Elham Yahya Luqman atau yang dikenal sebagai Gus Elham Yahya, pendakwah di Kediri, Jawa Timur, yang viral usai mencium pipi hingga bibir bocah perempuan.

Ketua Tanfidziyah PBNU, Ahmad Fahrur Rozi, menilai bahwa tindakan Gus Elham Yahya mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pendakwah.

“Tidak semua Gus itu pintar, masyarakat kadang salah paham. Tidak semua Gus itu otomatis seorang pintar seperti bapaknya. Jadi memang kadang kita menyesalkan orang yang dibesarkan oleh medsos,” ujar pria yang akrab disapa Gus Fahrur, mengutip tayangan YouTube TV One, Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, fenomena pendakwah yang terkenal lewat media sosial kini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia dakwah.

Banyak di antara mereka lebih dikenal karena gaya bicara dan kelucuan, bukan karena kedalaman ilmu agama yang dimiliki.

“Lewat medsos banyak orang tertarik karena gaya bicaranya, lucunya, bukan karena materi atau ilmunya. Dan hal itu menjadi tantangan dakwah bagi kita,” lanjutnya.

Gus Fahrur menjelaskan, PBNU sejatinya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait standarisasi bagi para pendakwah.

Hal ini agar dakwah lebih terarah dan beretika.

Namun, ia mengakui bahwa regulasi tersebut belum mampu menjangkau seluruh penceramah di Indonesia.

“Pemerintah belum memberikan standar wajib sertifikasi,” ujarnya.

Gus Fahrur juga menambahkan, dalam kasus ini penting bagi para dai memahami konteks ajaran agama secara utuh, termasuk soal anjuran Rasulullah SAW untuk mencium anak-anak.

Baca juga: Viral Gus Elham Yahya Cium Bibir Bocah Perempuan, MUI Jatim: Tidak Patut, Tidak Wajar

Menurutnya, anjuran tersebut memiliki konteks dan batasan yang jelas.

“Memang ada anjuran Nabi mencium anak, ini saya kira pentingnya dai mengaji yang cukup supaya tahu. Jadi tidak asal mencium anak kecil lalu semuanya anak kecil dicium. Seharusnya dijelaskan terlebih dahulu anak kecilnya siapa, usianya berapa, kasusnya bagaimana, dan bagaimana cara menciumnya,” jelasnya.

Ia menekankan, pengetahuan agama yang mendalam sangat penting bagi seorang dai agar tidak salah menafsirkan ajaran Nabi.

“Maka dia harus menguasai betul apa yang akan dia lakukan, sehingga tidak salah menafsirkan sesuatu yang mungkin dia anggap benar,” ujar Gus Fahrur.

Gus Elham Minta Maaf

Gus Elham Yahya, disorot usai videonya sering mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan beredar di sosial media.

Sontak video-video dirinya tersebut viral dan mendapat respon negatif dari warganet.

Pengurus MT Ibadallah tersebut pun meminta maaf secara terbuka didampingi beberapa orang.

Dalam video permintaan maafnya, Gus Elham Yahya mengakui bahwa perbuatannya mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan merupakan kesalahan.

Dirinya pun berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran.

Lantas berikut video permintaan maafnya, dikutip dari tayangan di unggahan Instagram @kediriraya_info:

“Dengan penuh kerendahan hati saya Muhammad Ilham Yahya secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya epada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan.”

“Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi, saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa mendatang.”

“Dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa, serta menjunjung tinggi akhlak karimah,” ujarnya dalam permintaan maafnya.

Gus Elham Yahya menyebut bahwa video yang beredar di sosial media tersebut merupakan video lama, dan kini telah dihapus dari sosial media.

Dirinya juga mengklarifikasi bahwa anak-anak kecil perempuan di video tersebut berada di bawah pengawasan orang tuanya saat kejadian.

Di mana saat itu, menurut pengakuan Gus Elham Yahya orang tua anak-anak tersebut menjadi jamaah di pengajiannya.

“Perlu kami sampaikan bahwa video yang beredar merupakan video lama dan telah kami hapus dari seluruh media sosial resmi milik kami.”

“Dan perlu disampaikan juga bahwa anak-anak dalam video viral tersebut adalah mereka yang dalam pengawasan orang tuanya yang mengikuti pengajian saya, walaupun demikian saya tetap memohon maaf atas hal tersebut.”

“Demikian permohonan maaf dan klarifikasi ini saya sampaikan Semoga Allah ta'ala mengampuni kekhilafan kita semuanya dan senantiasa membimbing langkah kita di jalan kebaikan,” tutupnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved