Ijazah Jokowi
Inkonsistensi Jokowi: Diminta Istirahat Dulu, Mangkir Sidang Ijazah, Kini Bertolak ke Singapura
Keputusan Jokowi pergi ke Singapura tuai sorotan, sebab dirinya dikabarkan harus memulihkan kesehatan dan selalu absen dalam sidang ijazah.
Menurut Ali, Jokowi sudah berjanji akan turun ke lapangan dan ikut bertempur bersama PSI.
"Pak Jokowi sudah berjanji pada saya, insya Allah beliau akan totalitas berjuang bersama-sama, akan tempur, turun ke lapangan, berjuang bersama-sama membersamai kita untuk memenangkan PSI," ujar Ali, dilansir Kompas.com.
Hanya saja, Ali menyebut PSI meminta Jokowi untuk lebih banyak beristirahat demi memulihkan kondisi kesehatannya agar prima 100 persen saat berjuang memenangkan partai berlambang gajah berkepala merah itu pada 2027 nanti.
Ali meyakini, PSI akan mendapat banyak manfaat dari Jokowi effect atau pengaruh Jokowi dalam dunia politik Indonesia.
"Hari ini beliau kami minta untuk lebih banyak istirahat, memulihkan supaya kondisinya fit 100 persen. Sehingga nanti 2027 beliau kembali prima seperti biasa. Dan beliau, saya mewakili, betul efek Jokowi itu masih sangat kuat di Indonesia," ujar Ali.
Sementara itu, kondisi kesehatan Jokowi memang sempat menjadi sorotan. Sebab, warna kulit wajahnya berubah karena ada sejumlah bercak berwarna putih.
Kabarnya, Jokowi mengalami alergi kulit setelah kunjungan ke Vatikan, menjadi wakil Indonesia dalam pemakaman Paus Fransiskus pada pekan terakhir April 2025 lalu.
Terbaru, kondisi Jokowi kembali disorot lantaran, warna kakinya yang terlihat hitam.
Salah satu pengkritik ijazah Jokowi, Dokter Tifa alias Tifauzia Tyassuma, sudah beberapa kali menyebut, kemungkinan besar Jokowi menderita penyakit autoimun, sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehatnya sendiri, alih-alih melindungi dari ancaman seperti bakteri dan virus..
Namun, hal tersebut belum pernah terkonfirmasi secara resmi dari pihak Jokowi.
Selalu Absen di Proses Sidang Polemik Tudingan Ijazah Palsu
Polemik keabsahan ijazah Jokowi masih menjadi sorotan.
Salah satu proses persidangan yang berlangsung adalah gugatan Citizen Lawsuit (CLS) terkait dugaan ijazah palsu Jokowi yang bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta.
CLS sendiri merupakan mekanisme hukum yang memungkinkan warga negara memaksa pemerintah atau pihak terkait memenuhi kewajiban hukum yang diabaikan, berbeda dengan gugatan perbuatan melawan hukum (PMH) biasa.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh dua penggugat yang sama-sama alumni UGM, yakni Top Taufan Hakim alumnus jurusan Akuntasi tahun 2001 dan Bangun Sutoto, alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) 2005
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/jokowi-jumat-26-sept.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.