Delegasi RI Presentasikan Metodologi Baru Bahasa Arab di Simposium Internasional Brunei
Salah satu hal menarik dalam simposium ini adalah paparan Senior Advisor ARLIC, Prof. Abdul Karim Awad Hayaza.
Duta Besar RI untuk Brunei Prof. Dr. Achmad Ubaedillah mendukung inisiatif ARLIC dan IMLA sebagai bentuk diplomasi lunak Indonesia di ASEAN yang efektif.
Dubes menyoroti tantangan persepsi di kalangan generasi muda Brunei dan Indonesia yang masih menganggap Bahasa Inggris sebagai satu-satunya akses menuju kemajuan.
"Bahasa Arab bukan sekadar bahasa agama, tetapi pintu menuju jaringan keilmuan, ekonomi, dan peradaban yang luas," ujar Prof. Ubaedillah.
Dia menambahkan, peluang karier dan studi di Timur Tengah kini sangat kompetitif dan terbuka lebar.
Selama di Brunei, delegasi Indonesia menyempatkan diri berziarah ke makam Sultan Sharif Ali pada 16 November 2025. Sosok yang dikenal sebagai Sultan ketiga Brunei ini merupakan ulama besar keturunan Rasulullah SAW yang berperan sentral dalam membangun identitas Brunei modern dan syiar Islam.(tribunnews/fin)
Sumber: Tribunnews.com
| Pemenuhan Nutrisi Tepat Jadi Tantangan Kesehatan Kucing di Indonesia |
|
|---|
| Ratusan Pelajar Tangerang Beradu Kecepatan Berpikir dalam Penggunaan Bahasa Asing |
|
|---|
| Eks PM Thailand Abhisit di Jakarta: Politik Butuh Pemimpin yang Berani Ambil Risiko |
|
|---|
| Mahasiswa RI-Asia Tenggara Bakal Mengasah Kemampuan jadi Calon Investor di Ajang Startup Wars 2025 |
|
|---|
| Irjen Pol Agus Suryonugroho Siap Wujudkan ISDC jadi yang Terbaik di Asia Tenggara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/arlic-imla.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.