PBNU dan Dinamika Organisasinya
Desakan agar Gus Yahya Mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung: Tak Sekadar Soal Tokoh Pro-Zionis
Menanggapi desakan agar Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung menilai, polemiknya tak sekadar undangan tokoh Pro-Zionisme.
Ringkasan Berita:
- Belakangan, ramai beredar isu bahwa K.H Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya didesak mundur dari kursi Ketua Umum PBNU.
- Pengamat politik Rocky Gerung menilai, desakan tersebut tak hanya soal isu mengundang tokoh Pro-Zionis, tetapi juga adanya persaingan internal NU.
- PBNU sendiri sudah menegaskan, tidak ada desakan pemakzulan terhadap Ketua Umum PBNU Gus Yahya.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi dinamika Nahdlatul Ulama (NU), di mana K.H Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya didesak mundur dari kursi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Adapun desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatan sebagai pemimpin tertinggi kepengurusan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada 31 Januari 1926 tersebut berembus sejak Jumat (21/11/2025) lalu.
Tepatnya setelah beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tertanggal Kamis 29 Jumadal Ula 1447 H/20 November 2025 M.
Risalah tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Dewan Syura PBNU K.H Miftachul Akhyar selaku pemimpin rapat.
Dalam risalah ini, salah satu poin penting yang termuat adalah meminta agar KH Yahya Cholil Staquf untuk mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriah PBNU.
Apabila dalam waktu tiga hari tidak juga mengundurkan diri, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara resmi oleh Rapat Harian Syuriah PBNU.
Menurut Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU, alasan di balik desakan Gus Yahya untuk mundur adalah mengundang narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) serta dugaan masalah tata kelola keuangan organisasi.
Tidak Sekadar Soal Undangan Tokoh Pro-Zionisme, Ada Persaingan di Internal NU
Menanggapi desakan agar Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung menilai, persoalannya tidak sekadar soal undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat (AS) Peter Berkowitz, yang dikenal sebagai tokoh Pro-Zionisme dan Pro-Israel.
Menurut Rocky, ada konteks lain yang mendasarinya, yakni persaingan internal dalam tubuh NU.
Hal tersebut disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Minggu (23/11/2025).
Baca juga: Gus Yahya Nilai Polemik di PBNU Tak Bisa Langsung Dikaitkan dengan Kepentingan Politik
"Tanpa menyentuh isu yang diperkarakan, soal undangan pada seorang pemikir atau tokoh yang ada bau-bau Yahudi beberapa bulan lalu, kita mau lihat konteksnya sebetulnya bukan sekadar isu," ujar Rocky.
"Tapi, konteks persaingan di dalam NU sendiri, dan itu adalah wajar."
Rocky menilai, sejatinya adanya persaingan atau kompetisi internal NU adalah hal yang wajar, terutama di dunia politik Indonesia, di mana sudah ada banyak tokoh yang lahir dari NU.
Misalnya, tokoh NU yang sukses menjadi Presiden RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Gus Yahya
Yahya Cholil Staquf
Rocky Gerung
Syaifullah Yusuf
Nahdlatul Ulama (NU)
Ketua Umum PBNU
Miftachul Akhyar
Israel
PBNU dan Dinamika Organisasinya
| Gegara Tokoh Pro-Zionis, Gus Yahya Dulu Didesak Dicopot dari MWA UI, Kini Isu Ketum PBNU Dimakzulkan |
|---|
| 4 Poin Tanggapan Gus Yahya Soal Ultimatum Mundur dari Ketua Umum PBNU: Tegas Ingin Tuntaskan Mandat |
|---|
| Cak Imin Respons Isu Gus Yahya Didesak Mundur Dari Jabatan Ketua Umum PBNU: Kita Tunggu Saja |
|---|
| Beredar Kabar Gus Yahya Dimakzulkan, Sekjen PBNU: Dinamika Organisasi, Warga NU Tetap Tenang |
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/KH-Yahya-Cholil-Staquf-di-Gedung-PBNU-Jakav.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.