Senin, 24 November 2025

PBNU dan Dinamika Organisasinya

Desakan agar Gus Yahya Mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung: Tak Sekadar Soal Tokoh Pro-Zionis

Menanggapi desakan agar Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung menilai, polemiknya tak sekadar undangan tokoh Pro-Zionisme.

Tribunnews.com/Chaerul Umam
DESAKAN UNTUK MUNDUR - Dalam foto: Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (10/10/2025). Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi dinamika Nahdlatul Ulama (NU), di mana K.H Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya didesak mundur dari kursi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam) 

Ringkasan Berita:

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi dinamika Nahdlatul Ulama (NU), di mana K.H Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya didesak mundur dari kursi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Adapun desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatan sebagai pemimpin tertinggi kepengurusan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada 31 Januari 1926 tersebut berembus sejak Jumat (21/11/2025) lalu.

Tepatnya setelah beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tertanggal Kamis 29 Jumadal Ula 1447 H/20 November 2025 M.

Risalah tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Dewan Syura PBNU K.H Miftachul Akhyar selaku pemimpin rapat.

Dalam risalah ini, salah satu poin penting yang termuat adalah meminta agar KH Yahya Cholil Staquf untuk mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriah PBNU.

Apabila dalam waktu tiga hari tidak juga mengundurkan diri, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara resmi oleh Rapat Harian Syuriah PBNU.

Menurut Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU, alasan di balik desakan Gus Yahya untuk mundur adalah mengundang narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) serta dugaan masalah tata kelola keuangan organisasi.

Tidak Sekadar Soal Undangan Tokoh Pro-Zionisme, Ada Persaingan di Internal NU

Menanggapi desakan agar Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung menilai, persoalannya tidak sekadar soal undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat (AS) Peter Berkowitz, yang dikenal sebagai tokoh Pro-Zionisme dan Pro-Israel.

Menurut Rocky, ada konteks lain yang mendasarinya, yakni persaingan internal dalam tubuh NU.

Hal tersebut disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Minggu (23/11/2025).

Baca juga: Gus Yahya Nilai Polemik di PBNU Tak Bisa Langsung Dikaitkan dengan Kepentingan Politik

"Tanpa menyentuh isu yang diperkarakan, soal undangan pada seorang pemikir atau tokoh yang ada bau-bau Yahudi beberapa bulan lalu, kita mau lihat konteksnya sebetulnya bukan sekadar isu," ujar Rocky.

"Tapi, konteks persaingan di dalam NU sendiri, dan itu adalah wajar."

Rocky menilai, sejatinya adanya persaingan atau kompetisi internal NU adalah hal yang wajar, terutama di dunia politik Indonesia, di mana sudah ada banyak tokoh yang lahir dari NU.

Misalnya, tokoh NU yang sukses menjadi Presiden RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved