PBNU dan Dinamika Organisasinya
3 Poin Tanggapan Gus Yahya Soal Ultimatum Mundur dari Ketua Umum PBNU: Tegas Ingin Tuntaskan Mandat
KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya telah memberikan tanggapan mengenai ultimatum untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Ringkasan Berita:
- KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya memberikan tanggapan mengenai ultimatum untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
- Ada tiga poin dalam tanggapan Gus Yahya.
- Desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum PBNU berembus sejak Jumat (21/11/2025) lalu, tepatnya dari beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tertanggal Kamis, 20 November 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah ultimatum untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya telah memberikan tanggapannya.
Adapun desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatan sebagai pemimpin tertinggi kepengurusan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada 31 Januari 1926 tersebut berembus sejak Jumat (21/11/2025) lalu.
Tepatnya setelah beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tertanggal Kamis 29 Jumadal Ula 1447 H/20 November 2025 M.
Risalah tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Dewan Syura PBNU KH. Miftachul Akhyar selaku pemimpin rapat.
Dalam risalah ini, salah satu poin penting yang termuat adalah meminta agar KH Yahya Cholil Staquf untuk mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriah PBNU.
Apabila dalam waktu tiga hari tidak juga mengundurkan diri, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara resmi oleh Rapat Harian Syuriah PBNU.
Menurut Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU, alasan di balik desakan Gus Yahya untuk mundur adalah mengundang narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) serta dugaan masalah tata kelola keuangan organisasi.
Setelah risalah rapat dan desakan untuk mundur beredar, Gus Yahya diketahui menghadiri rapat tertutup bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang digelar di Hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (22/11/2025) malam, dikutip dari TribunJatim.
Dalam kesempatan tersebut Gus Yahya sempat memberikan tanggapan soal ultimatum untuk mundur dari kursi Ketua Umum PBNU di hadapan awak media.
Berikut tiga poin tanggapan Gus Yahya:
1. Belum Terima Surat
Pada Sabtu malam, di sela-sela pertemuan Ketua PWNU di Surabaya, Gus Yahya mengaku belum menerima Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU yang mendesak dirinya untuk mundur.
"Saya belum menerima suratnya," kata Gus Yahya singkat.
Ia mengaku, pertemuan Ketua NU tingkat Provinsi di Surabaya tersebut hanyalah rapat koordinasi biasa.
"Ini acara rapat koordinasi," tambahnya, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.