Selasa, 28 Oktober 2025

Pengetahuan Coding dan AI Sebaiknya Diajarkan ke Anak Sejak Dini

Pembelajaran coding dan kecerdasan artifisial (AI) perlu diperkenalkan sejak dini pada anak-anak.

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
PELATIHAN KOMPUTASI - Kegiatan Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD, di Kudus, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025). Kegiatan ini diselenggarakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI melalui Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non-Formal (PNF). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Pembelajaran coding dan kecerdasan artifisial (AI) kini tak lagi bisa dipandang sebagai tren teknologi semata, tapi sudah menjadi kebutuhan untuk membangun generasi masa depan Indonesia yang cakap digital, adaptif, dan berpikir kritis sejak dini.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI melalui Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non-Formal (PNF) menyelenggarakan Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD, di Kudus, Jawa Tengah, pada Senin (27/10/2025).

Program pelatihan ini diikuti 38 peserta dari 15 provinsi di seluruh Indonesia — mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara — untuk memperdalam konsep berpikir komputasional dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan belajar anak usia dini.

Direktur Guru PAUD dan PNF Kemendikdasmen RI, Suparto, S.Ag., M.Ed., Ph.D., menegaskan, dunia kerja di masa depan akan semakin bergantung pada kemampuan manusia dalam berpikir logis, analitis, dan sistematis — kemampuan dasar yang dibentuk melalui berpikir komputasional.

“Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan,” tegasnya.

Menurut Suparto, peran guru PAUD menjadi sangat strategis karena merekalah yang menanamkan fondasi berpikir komputasional sejak dini, melalui cara belajar yang menyenangkan dan aplikatif.

“Pengembangan kapasitas guru menjadi prioritas nasional, karena di tangan mereka kemampuan berpikir terstruktur dan kreatif anak Indonesia mulai dibentuk,” tambahnya.
 
Pelatihan ini melibatkan delapan guru PAUD dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat, dua daerah yang telah menjadi pelopor penerapan berpikir komputasional di tingkat PAUD.

Proses penyusunan panduan dan modul pelatihan didampingi oleh Dr. Irma Yuliantina, M.Pd, Ketua Kelompok Kerja PAUD BAN PDM, serta direview oleh Tim Bebras Indonesia, jaringan internasional yang mempromosikan literasi berpikir komputasional.

Panduan hasil pelatihan ini akan dijadikan rujukan nasional bagi pelatihan serupa di seluruh Indonesia, agar model Kudus dan Sumbawa Barat bisa direplikasi di daerah lain.

Sejak 2023, lebih dari 700 kepala sekolah dan guru dari 211 satuan PAUD di Kudus telah mengintegrasikan berpikir komputasional melalui pendampingan Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus dan dukungan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Sementara di Kabupaten Sumbawa Barat, sebanyak 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD juga telah melaksanakan pendekatan serupa dengan fasilitasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).

Baca juga: Mendikdasmen: Mata Pelajaran Coding dan AI Bakal Diterapkan di Sekolah Rakyat

Bupati Kudus, Dr. Ars. Sam’ani Intakoris, S.T., M.T., mengapresiasi pelatihan ini sebagai bentuk nyata sinergi lintas daerah dan lintas sektor dalam membangun kualitas guru dan anak usia dini.

“Semoga pelatihan ini menjadi bekal bagi guru PAUD di seluruh Indonesia untuk mengajarkan anak-anak cara berpikir komputasional. Kolaborasi antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pendidikan seperti ini perlu diteruskan,” ujarnya.

Pelatihan ini memang menjadi contoh ekosistem kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, lembaga pendidikan, dan dunia usaha. Djarum Foundation dan Amman Mineral menjadi mitra penting dalam mendukung inisiatif pendidikan digital di level PAUD.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved