Kamis, 13 November 2025

Didukung DPRD, Wacana Ekstrakurikuler Mobile Legends Justru Dikritik Dewan Pendidikan Jatim: Ironis

Wacana pemerintah untuk menjadikan game Mobile Legends (ML) sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SD/SMP Kota Surabaya, Jawa Timur, menuai pro kontra.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Febri Prasetyo
MLBB Indonesia
HERO MOBILE LEGENDS - Wacana pemerintah untuk menjadikan game Mobile Legends (ML) sebagai kegiatan ekstrakurikuler SD/SMP di Kota Surabaya, Jawa Timur, menuai pro kontra. 

Lebih lanjut Cak Eri bercerita bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sempat berhasil mengembangkan bakat-bakat anak ke dalam prestasi.

Yakni, anak yang sebelumnya terjaring perkelahian kemudian dididik menjadi petinju dan berhasil membawa medali pada ajang resmi.

"Ada yang di olahraga dapat medali emas, tapi untuk akademiknya biasa-biasa saja. Ya sudah, kami mendorong di bidang olahraga. Pun demikian dengan yang bidang seni dan sebagainya. Ini terus kami tata," katanya.

Demikian pula dengan esport.

Meski bukan dari Mobile Legends, Cak Eri menyinggung keberhasilan Indonesia sebagai Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (eFootball Console) dan Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (Football Manager).

"Yang (gim) sepakbola ini malah juara dunia. Ini mendapat prestasi. Sehingga, kami mengajak orang tua, ketika melihat potensi anak, silakan salurkan itu. Tidak harus akademik," ungkap Cak Eri.

"Sebab kalau semuanya jadi insinyur bangunan, nggak ada yang ngurusin pangan. Sebaliknya, kalau semua jadi insinyur pertanian, nggak ada yang bisa bangun gedung sebab butuh teknik sipil. Kalau semua akademik, Surabaya nggak ada atletnya," tambahnya.

Didukung DPRD

Di sisi lain, rencana memasukkan game Mobile Legends ke dalam kurikulum ekstrakurikuler sekolah ini mendapat sambutan positif Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir.

"Memang tidak bisa dipungkiri hidup di era digital sekarang. Namun yang perlu mendapat perhatian selain pendamping yang mengarahkan adalah kesinambungan. Saat mereka melanjutkan ke jenjang SMA," kata Akma, dilansir Surya.co.id.

Bagaimanapun juga, dengan daya konversi game ML yang masuk kurikulum ekstrakurikuler bisa menjadi pengembangan daya kreativitas dan inovasi anak, serta bukan hanya semata-mata permainan tanpa bernilai edukatif kepada siswa.

Sebelumnya, Disdik Kota Surabaya berencana memasukkan Mobile Legend sebagai ekstrakurikuler di SD/SMP di Surabaya.

"Ini menyesuaikan arah pendidikan dengan mengikuti minat dan kegiatan digital anak sekarang," ujar Kepala Disdik Surabaya Yusuf Masruh, Rabu (28/5/2025).

Yusuf mengaku bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan komunitas dan pelatih profesional.

Pelatihan ini dilakukan secara bertahap yang dimulai dari sekolah-sekolah percontohan di beberapa wilayah.

Nantinya, ketika ML yang diadopsi jadi kegiatan ekstrakurikuler bukan sekadar permainan, melainkan akan dimodifikasi dan dikemas agar lebih edukatif serta proporsional.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved