Isak Tangis Marliana Setiap Hari Lihat Tangan Arumi Tak Utuh Diamputasi, Dugaan Malpraktik di Bima
Marliana ingin keadilan ditegakkan setelah anaknya kehilangan tangan kanan karena medis melakukan amputasi, tangan kecil Arumi hilang dan tak utuh
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Whiesa Daniswara
Marliana dan suaminya kini tidak bekerja.
Sejak awal masa pengobatan, mereka harus melepas pekerjaan demi mendampingi Arumi.
Biaya hidup ditopang dari donasi yang tak seberapa, sementara pengobatan belum bisa dipastikan kapan selesai.
Laporan ke Polres Bima sudah dilakukan.
Menurut Marliana, polisi telah memanggil saksi dari Puskesmas Bolo, RSUD Sondosia, dan RSUD Bima. Namun hingga kini, ia belum mengetahui perkembangannya.
Ia juga telah mengadukan kasus ini ke Dinas Kesehatan, PPNI Kabupaten Bima, Ombudsman di Mataram, hingga MDP di Jakarta.
Semuanya belum memberi tanggapan.
Marliana tak ingin anaknya menjadi sekadar angka dalam catatan kasus medis.
Ia ingin pertanggungjawaban, kejelasan, dan keadilan.
Ia tak menuntut balas, hanya ingin ada yang mengakui bahwa ada yang salah, dan memperbaikinya agar tak ada lagi anak lain yang mengalami hal serupa.
“Anak saya kuat karena doa orang-orang baik. Tapi saya mohon, bantu kami mendapatkan keadilan. Jangan sampai ini terjadi ke anak-anak yang lain,” tuturnya lirih.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.