Viral Sedekah Paksa di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Polisi Cium Aksi Pengemis Terorganisir
Viral peziarah jadi korban sedekah paksa di kawasan Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Kapolres hingga Bupati turun tangan.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Kawasan Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon Jawa Barat viral karena aksi sedekah paksa.
Beredar video berdurasi 1 menit 16 detik memperlihatkan peziarah dipaksa menyumbang dan sempat berdebat dengan penjaga kotak amal.
Aksi sedekah paksa di kawasan Makam Sunan Gunung Jati Cirebon ini berbuntut panjang.
Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar hingga Bupati Cirebon, Imron turun tangan ke lokasi melakukan penertiban.
Warga Laporkan Aksi Sedekah Paksa di Pintu Masuk Makan Sunan Gunung Jati
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar memimpin langsung kegiatan penertiban kawasan Makam Sunan Gunung Jati di Kabupaten Cirebon, Selasa (5/8/2025).
Buntut Makam Sunan Gunung Jati jadi sorotan publik setelah beredarnya video viral tentang dugaan paksaan sedekah kepada peziarah.
Tampak AKBP Eko Iskandar hadir bersama Kasatpol PP Kabupaten Cirebon, perwakilan TNI dari Kodim, serta unsur Forkopimcam Kecamatan Gunung Jati.
Baca juga: Berdoa Satu Jam di Makam Sunan Gunung Jati, Cak Imin: Tidak Ada Cebong dan Kampret di Pilpres 2024
“Saya bersama Pak Kasatpol PP Kabupaten Cirebon didampingi Pak Camat, kemudian dari Kodim dan unsur Forkopimda, melaksanakan asistensi pengecekan atau supervisi di komplek pemakaman Sunan Gunung Jati,” ujar Eko saat diwawancarai media di lokasi, Selasa (5/8/2025).
Langkah ini, kata Eko, dilakukan sebagai tindak lanjut atas banyaknya laporan masyarakat terkait maraknya praktik pemaksaan meminta sedekah, terutama di pintu masuk utama makam.
Bahkan, video paksaan tersebut sempat terekam kamera warga dan viral di media sosial.
Dalam video itu seorang perekam mengaku dipaksa untuk bersedekah dan sempat berdebat dengan penjaga kotak amal.
Video tersebut menuai reaksi negatif dari warganet yang menyesalkan praktik seperti itu terjadi di lokasi wisata religi.
Kini, dengan langkah penertiban yang terus dilakukan secara bertahap, harapannya kawasan Makam Sunan Gunung Jati bisa menjadi tempat ziarah yang nyaman dan bersih dari praktik-praktik yang meresahkan.
Pengemis Terorganisir Kuasai Makam Sunan Gunung Jati Cirebon?
Sorotan tajam publik membuat pemerintah dan aparat penegak hukum bergerak cepat menangani aksi pengemis dan penjaga kotak amal yang memaksa peziarah bersedekah di kawasan Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam. Apalagi jika ditemukan indikasi kuat bahwa para pengemis itu dikondisikan secara terstruktur, terlebih jika melibatkan anak di bawah umur.
“Kalau sudah masuk ranah pidana, seperti pengkondisian secara terstruktur hingga eksploitasi anak, tentu akan kami proses hukum,” ujar Eko saat meninjau lokasi bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Cirebon, Rabu (6/8/2025).

Eko mengatakan, saat ini jajarannya sedang melakukan penyelidikan untuk membongkar pola kerja kelompok pengemis terorganisir yang disebut-sebut berasal dari luar daerah.
“Kalau terbukti ada pihak yang mengeksploitasi anak di bawah umur untuk mengemis, akan kami tangkap."
"Ada pasal hukum yang jelas mengatur dan akan kami tegakkan,” ucapnya.
Meski begitu, Eko menegaskan, bahwa penindakan akan tetap mengedepankan pendekatan humanis, terutama bagi mereka yang masih bisa dibina.
“Kami tetap memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan."
"Penindakan ini bukan bentuk arogansi, melainkan demi kebaikan bersama dan menjaga nama baik Cirebon,” ucap dia.
Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Kini Dijaga Polisi, TNI dan Satpol PP
Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan peziarah, Polres Cirebon Kota bersama TNI dan Satpol PP telah menurunkan personel gabungan secara rutin.
“Saat ini kami menurunkan 6 personel Polri, 5 personel TNI dan 30 anggota Satpol PP."
"Jumlah ini bisa ditambah sesuai eskalasi di lapangan, namun kualitas pengamanan tetap kami jaga,” katanya.
Selain itu, Forkopimda juga tengah merancang program pembinaan jangka panjang, seperti pelatihan alih profesi dan etika sosial bagi warga yang selama ini menggantungkan hidup dari praktik meminta-minta.
“Semua dilakukan secara bertahap dengan tujuan menciptakan ketertiban dan kebaikan bagi semua pihak,” ujarnya.
Reaksi Bupati Cirebon
Turunnya aparat ke lokasi makam juga diikuti langsung oleh Bupati Cirebon, Imron, yang memimpin pengecekan bersama Dandim, Ketua DPRD dan unsur Forkopimda lainnya.
“Pada hari ini, kami bersama Forkopimda dan Polres Cirebon Kota mendatangi Makam Sunan Gunung Jati karena banyak masukan bahwa di sini kurang kondusif terhadap para peziarah,” ucap Imron saat meninjau makam.
Imron menyayangkan keberadaan pengemis dan oknum penjaga kotak amal yang memaksa.
Bahkan, sejumlah pedagang di area makam mengaku aktivitas mereka terganggu.
“Tadi saya berbincang dengan pedagang di sini, ternyata banyak pengemis dan pengamen. Jadi mau belanja pun terganggu,” ujar dia.
Pihaknya pun berjanji akan terus melakukan pembinaan serta menertibkan kotak amal yang tidak resmi.
"Kalau yang tidak resmi, pasti akan kita benahi. Kami ingin Makam Sunan Gunung Jati jadi tempat ziarah yang mengundang orang luar datang dengan nyaman,” katanya.
Dari hasil pendataan awal, diketahui bahwa tidak sedikit pengemis yang beraksi di kawasan makam ternyata berasal dari luar daerah Cirebon.
Kondisi ini kian memperkuat dugaan bahwa praktik tersebut memang terorganisir.
“Setelah kita tanya, ternyata banyak juga dari luar daerah,” ujarnya.
Baca juga: Pengemis Berusia 79 Tahun di Magetan Ogah Dirawat di Panti, Punya Rp10 Juta Hasil Mengemis 5 Tahun
Sayangnya, meskipun kawasan makam ramai dikunjungi peziarah, Imron menyebut tidak ada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk dari lokasi tersebut.
“Yang masuk ke makam kan tidak dimintai uang masuk, jadi PAD ke kita tidak ada,” ucap Imron.
Langkah-langkah penertiban yang dilakukan pemerintah dan aparat hukum diharapkan mampu mengembalikan suasana religius dan kenyamanan di kawasan Makam Sunan Gunung Jati.
Forkopimda berkomitmen bahwa upaya ini bukan hanya tindakan sesaat, melainkan berkelanjutan dengan mengedepankan keseimbangan antara pendekatan hukum dan kemanusiaan.
“Tujuan kami agar masyarakat merasa aman dan nyaman ketika berziarah ke sini. Kami jamin keamanan bagi peziarah,” kata Eko.
Puluhan Pengemis Lansia dan Anak-anak Diamankan
Pasca-video viral paksaan sedekah kepada peziarah di kawasan Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, aparat gabungan dari Satpol PP, TNI-Polri hingga Forkopimcam bergerak cepat melakukan penertiban.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar dan Kasatpol PP Kabupaten Cirebon, Imam Ustadi pada Selasa (5/8/2025).
Sejumlah titik rawan termasuk area depan gapura utama dan jalur peziarah disisir petugas untuk mengamankan pengemis dan penjaga kotak amal yang dinilai mengganggu kenyamanan pengunjung.
Menurut Kasatpol PP Imam Ustadi, sejak video viral itu mencuat, petugas telah menertibkan belasan hingga puluhan pengemis dari berbagai kalangan.
“Selama sepekan, khususnya setelah viral di medsos, sudah ada beberapa pengemis yang ditertibkan. Kemungkinan ada puluhan,” ujar Imam saat diwawancarai di sela-sela penertiban, Selasa (5/8/2025).
Imam menjelaskan, para pengemis yang ditindak bervariasi, mulai dari lansia hingga anak-anak usia sekolah.
“Kalau puluhan pengemis yang diamankan itu kategorinya macam-macam."
"Ada anak-anak yang masih sekolah, juga ada yang lansia."
"Didominasi perempuan atau laki-laki, dua-duanya ada,” ucapnya.
Ia menegaskan, pihaknya bersama Polres dan stakeholder lain berkomitmen menjaga kawasan makam sebagai destinasi wisata religi yang tertib, aman dan nyaman.
“Ini adalah desa wisata religi yang harus kita dukung bersama."
"Harapan kami, masyarakat juga mematuhi, karena ini ruang umum, ruang bersama,” ucap dia.
Baca juga: Sosok Pengemis di Ponorogo Bawa Uang Rp1,4 Juta saat Dirazia, Sering Memaki Pengendara
Terkait anak-anak yang terlibat dalam praktik mengemis, Imam menyayangkan jika mereka dikondisikan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Makanya tadi sudah disampaikan Pak Kapolres, agar tidak boleh dimanfaatkan teman-teman atau masyarakat untuk meminta-minta. Ini tentu harus kita hindari,” katanya.
Ia juga menekankan perlunya dukungan dari dinas terkait seperti Dinas Sosial maupun SKPD yang menangani pemberdayaan desa wisata.
“Prinsipnya ini juga harus melibatkan stakeholder, apakah itu Dinas Sosial atau SKPD pengampu tentang desa wisata."
"Harapannya nanti penanganan ini bisa lebih baik,” ujarnya.
Untuk pengamanan ke depan, Satpol PP bersama TNI dan Polri menurunkan sekitar satu peleton atau 30 personel setiap hari di area makam.
Tugas pengawasan harian akan dibagi dengan Forkopimcam dan pihak kecamatan.
“Tentu perlu dukungan bersama untuk mengubah mindset."
"Meminta-minta harus dihindari. Memberi boleh, tapi di tempat yang sudah disediakan, seperti kotak amal resmi,” ucap Imam.
Seputar Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Makam Sunan Gunung Jati Terletak di Jl.Makam . Sunan Gn. Jati, Astana, Kec. Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45151
Jam buka pukul 08.00 WIB, dengan rating bintang 4.0 dari 1591 ulasan.
Tempat ini merupakan situs ziarah penting yang menghormati Sunan Gunung Jati, satu di antara wali songo yang berperan besar dalam menyebarkan Islam di Jawa.
Makam Sunan Gunung Jati kaya akan budaya terutama bagi mereka yang tertarik dengan sejarah Islam dan warisan Jawa .
Pengunjung sering datang untuk memberi penghormatan, memohon berkah, dan mengagumi arsitektur tradisional serta suasana spiritualnya .
Baca juga: Kementerian Agama Gelar Ketoprak Sunan Gunung Jati: Perkuat Moderasi Beragama dan Budaya
Sosok Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati, yang memiliki nama asli Syarif Hidayatullah adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di wilayah barat Pulau Jawa.
Ia merupakan anggota Wali Songo dan dan juga Sultan Cirebon dari tahun 1479 s/d 1568 dari tahun 1479 hingga 1568.
Asal-usul dan kelahiran:
Lahir sekitar tahun 1448 M di Makkah , dari pasangan Syarif Abdullah Al-Hasyimi (Sultan Champa) dan Nyai Rara Santang , putri dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran di Makkah , dari pasangan Syarif Abdullah Al-Hasyimi (Sultan Champa) dan Nyai Rara Santang , putri dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.
Nama kecilnya adalah Syarif Hidayatullah , dan ia dibesarkan dalam lingkungan yang sangat religius.
Baca juga: Muhaimin Iskandar Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon
Pendidikan dan Dakwah:
Belajar agama di Makkah dan Mesir, berguru pada ulama besar seperti Syekh Tajudin Al-Qurthubi dan Syekh Muhammad Athaillah Al-Syadzili dan Syekh Muhammad Athaillah Al-Syadzili.
Setelah kembali ke Nusantara, Sunan Gunung Jati melanjutkan pendidikan di Pasai , Karawang , dan Pesantren Ampeldenta Surabaya di bawah bimbingan Sunan Ampel.
Lanjut Sunan Gunung Jati dikirim ke Cirebon untuk menggantikan Syekh Datuk Kahfi dalam menyebarkan Islam.
Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Ratu Pakungwati , putri dari Pangeran Cakrabuana , dan kemudian menjadi Sultan Cirebon.
Dia memimpin Cirebon selama lebih dari 89 tahun dengan kebijakan yang adil dan tidak memberatkan rakyat.
Sunan Gunung Jati dikenal sebagai tokoh yang tidak hanya menyebarkan Islam, tetapi juga membangun pondok pesantren dan memperkuat struktur sosial masyarakat Islam di Jawa Barat.
Namanya diabadikan dalam berbagai institusi seperti UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Korem 063/Sunan Gunung Jati.
(tribun network/thf/TribunCirebon.com)
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Polisi Siap Tangkap Pengemis Terorganisir di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Jika Eksploitasi Anak,
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Bupati Cirebon Ikut Turun ke Makam Sunan Gunung Jati, Tindak Lanjuti Viral Peziarah Dipaksa Sedekah,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.