Sosok Ahmad Husein Inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang Kini Merapat ke Bupati Sudewo
Ia aktif memimpin aksi massa menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) sebesar 250% yang dinilai memberatkan masyarakat
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, PATI - Suhu politik di Kabupaten Pati, Jawa Tengah memanas setelah beredar luas foto pertemuan antara Ahmad Husein, inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), dengan Bupati Pati Sudewo.
Pertemuan di rumah seorang pengusaha di Juwana, Selasa (19/8/2025) jadi sorotan publik karena dianggap mengubah peta perlawanan masyarakat terhadap kepemimpinan Sudewo.
Momen sederhana itu justru memicu beragam spekulasi, mengingat sebelumnya Husein dikenal sebagai tokoh penggerak aksi demonstrasi menuntut pemakzulan Sudewo.
Husein membenarkan adanya pertemuan tersebut. Ia hadir bersama sejumlah rekannya meskipun dua tokoh lain dari AMPB yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok memilih tidak ikut.
Berikut Profil Ahmad Husein
Ahmad Husein (kadang juga dieja sebagai Ahmad Husain) adalah aktivis lokal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang mencuat sebagai penggagas dan Ketua Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB).
Ia aktif memimpin aksi massa menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) sebesar 250 persen yang dinilai memberatkan masyarakat.
Di dunia maya, ia juga dijuluki "Luffy" oleh rekan-rekannya.
Baca juga: Wakil Ketua Pansus Sebut Demo Pati Tuntut Bupati Sudewo Mundur Murni Aksi Massa
Aksi besar pertama digelar pada 13 Agustus 2025, dengan perkiraan massa hingga 15 ribu orang di Alun-alun Pati.
AMPB juga membuka posko donasi logistik seperti beras, mie instan, dan air mineral secara swadaya.
Mobilisasi ini muncul atas kegagalan aksi mahasiswa sebelumnya dan dianggap sebagai representasi dari berbagai elemen seperti petani, PKL, buruh, mahasiswa, dan mantan pegawai rumah sakit.
Ketegangan terjadi di Alun-Alun Pati saat warga yang tergabung dalam Masyarakat Pati Bersatu menggalang donasi untuk aksi menolak kenaikan PBB-P2 sebesar 250 persen.
Posko donasi berupa ambulans dan tumpukan kardus air mineral dipersoalkan Satpol PP karena lokasi itu akan dipakai untuk perayaan Hari Jadi Pati dan HUT RI.
Upaya penertiban memicu adu mulut.
Ahmad Husein, koordinator aksi, menolak dipindahkan dan menuding Bupati Sudewo menantang rakyat dengan pernyataannya tak gentar meski didemo 50 ribu orang.
Ia bersikeras posko tidak akan dipindah hingga aksi 13 Agustus berlangsung, bahkan mengancam akan menduduki gedung DPRD jika ditekan.
Situasi memanas saat Plt Sekda Pati Riyoso memerintahkan Satpol PP mengangkut kardus air mineral.
Berbalik Arah
Menjelang demonstrasi gelombang kedua pada 25 Agustus, Ahmad Husein memutuskan untuk menarik diri dan membatalkan aksi tersebut.
Ia menyampaikan bahwa gerakan telah "ditunggangi politik" dan tidak ingin menjadi jembatan kepentingan lain.
Terkesan emosional, Husein sempat menyebut dirinya merasa "dikhianati teman" dan mengungkap lewat siaran langsung bahwa ia bukanlah sosok pahlawan atau mencari keuntungan pribadi.
Dalam foto yang viral di media sosial, keduanya tampak duduk berdampingan di atas sofa berwarna cokelat, tersenyum ke arah kamera, sambil mengacungkan jempol.
“Benar saya bertemu dengan Bupati Sudewo. Kami berdialog secara langsung. Pak Bupati menyampaikan komitmennya untuk lebih mendengar aspirasi rakyat serta membuka transparansi anggaran,” ujar Husein.
Meski tidak membeberkan lokasi detail, ia memastikan pertemuan berlangsung di rumah seorang pengusaha berpengaruh di Kecamatan Juwana.
Baca juga: MPB: Masyarakat Pati Sudah Tak Ingin Bupati Sudewo Menjabat, Sudah Tak Layak
Keputusan Husein untuk merapat ke Sudewo membuat publik kaget.
Sebab, sehari sebelumnya, Senin (18/8/2025), ia sempat menyatakan siap menggelar unjuk rasa besar-besaran pada 25 Agustus dengan target menghadirkan 50 ribu massa.
Aksi itu disebut-sebut sebagai “gelombang penentu” untuk mendesak DPRD menuntaskan Pansus Hak Angket.
Namun, setelah pertemuan di Juwana, Husein justru mengumumkan pembatalan rencana tersebut.
“Intinya mohon maaf pada masyarakat. Rencana aksi tanggal 25 Agustus dibatalkan. Saya merasa sudah tidak sejalan lagi dengan rekan-rekan lain, apalagi setelah saya menyadari ada kepentingan politik yang menunggangi,” tegasnya.
Ia bahkan menantang tudingan miring yang mengarah kepadanya, termasuk dugaan menerima suap.
“Biar saja orang mau menuduh apa. Wong rumah saya masih jelek-jelek saja,” ucapnya dengan nada santai.
Dengan mundurnya Husein, praktis AMPB kini terbelah.
Di satu sisi, Teguh Istiyanto dan Supriyono tetap berpegang pada agenda awal: menuntut pemakzulan Sudewo melalui Pansus Hak Angket. Mereka bahkan sudah menyiapkan aksi lanjutan di Jakarta.
“Pada 2-3 September nanti, kami akan menggelar demonstrasi di Gedung KPK. Kami ingin KPK segera menetapkan Bupati Sudewo sebagai tersangka dalam kasus suap proyek DJKA,” kata Teguh. (Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Husein-Sudewo Bertemu di Rumah Pengusaha Juwana
2 'Tembok' di Depan Sudewo, Hadapi Pansus Hak Angket DPRD dan KPK |
![]() |
---|
KPK Akan 'Dibanjiri' Surat dari Pati dan Didatangi Demonstran, Diminta Jadikan Sudewo Tersangka |
![]() |
---|
Warga Pati Jateng Kirim Ribuan Surat ke KPK Agar Tetapkan Bupati Sudewo Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Warga Sukolilo Gelar Aksi Dukung Bupati Sudewo yang Dianggap Bapak Pembangunan Pati: Sudah Nyata |
![]() |
---|
Seorang ASN Eselon II di Pati Dicopot dari Jabatannya oleh Sudewo padahal Baru Sebulan Menjabat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.